Jumat, 08 Juni 2012

METODE SUNTIKAN KB


Kenali Metode Suntikan KB Lebih Jauh
Suntikan KB merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan yang paling banyak digunakan di Indonesia. Secara umum, Suntikan KB bekerja untuk mengentalkan lendir rahim sehingga sulit untuk ditembus oleh sperma. Selain itu, Suntikan KB juga membantu mencegah sel telur menempel di dinding rahim sehingga kehamilan dapat dihindari.
Suntikan KB ada 2 jenis, yaitu:
  1. Suntikan KB 3 Bulan. Suntikan KB ini mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan KB 3 Bulanan ada yang dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml
  1. Suntikan KB 1 Bulan. Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen). Komposisi hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan bila Anda tidak menyusui.
Apa keuntungan Suntikan KB?
Secara prinsip, kedua metode Suntikan KB 3 Bulan maupun 1 Bulan efektif mencegah kehamilan sampai 99% bila digunakan sesuai dengan anjuran. Metode KB Suntikan dapat menjadi pilihan bagi Anda yang ingin menggunakan metode hormonal, namun sulit untuk mengingat jadwal minum Pil KB.
Dengan satu kali suntikan, Anda tidak perlu memikirkan kontrasepsi selama 1 sampai 3 bulan. Anda dan pasangan bisa lebih spontan dalam berhubungan intim tanpa harus khawatir menjadi hamil. Bila Anda ingin kembali memiliki anak, Anda cukup menghentikan penggunaan Suntikan KB.
Apakah Suntikan KB Memiliki Efek Samping?
Seperti metode KB hormonal pada umumnya, Suntikan KB memiliki efek samping terutama pada awal penggunaan. Yang harus Anda ingat adalah efek samping ini akan berbeda untuk setiap individu, dan akan hilang begitu tubuh Anda telah dapat menyesuaikan diri.
Beberapa efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan Suntikan KB 3 Bulan adalah:
  • Timbul pendarahan ringan (bercak) pada awal pemakaian
  • Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga sering dilaporkan pada awal penggunaan
  • Kemungkinan kenaikan berat badan 1 – 2 kg. Namun hal ini dapat diatasi dengan diet dan olahraga yang tepat
  • Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun penggunaan – namun bisa lebih cepat). Namun, tidak semua wanita yang menggunakan metode ini terhenti haid nya
  • Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini terjadi karena tingkat hormon yang tinggi dalam suntikan 3 bulan, sehingga butuh waktu untuk dapat kembali normal (biasanya sampai 4 bulan)
Untuk Suntikan KB 1 Bulan, efek samping yang terjadi mirip dengan efek samping yang ditimbulkan pada penggunaan Pil KB.. Berbeda dengan Suntikan KB 3 Bulan, pengguna Suntikan KB 1 Bulan dilaporkan tetap mendapatkan haid-nya secara teratur. Kesuburan pun lebih cepat kembali setelah penghentian metode ini dibandingkan dengan Suntikan KB 3 Bulan.
Yang harus diperhatikan dalam memilih Suntikan KB
Sebelum Anda memilih metode Suntikan KB ataupun metode kontrapsepsi yang tepat untuk Anda, pastikan bahwa Anda sudah memperoleh informasi selengkapnya dari dokter kandungan atau bidan Anda.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih  dan menggunakan kontrasepsi terutama metode suntikan KB
  • Apakah Anda sedang hamil?
Sebelum Anda memulai Suntikan KB, pastikan Anda memang sedang tidak dalam kondisi hamil. Dokter atau Bidan Anda akan melakukan tes kehamilan sebelum menggunakan metode kontrasepsi tertentu. Selain itu, memulai penggunaan kontrasepsi pada awal periode menstruasi juga dapat membantu memastikan bahwa Anda memang sedang tidak hamil
  • Apakah Anda sedang menyusui?
Bila Anda masih menyusui, metode Suntikan KB 3 Bulan aman untuk Anda gunakan. KB Suntikan 3 Bulan hanya mengandung satu hormon (hormon progestin) yang tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas maupun produktifitas ASI. Anda sebaiknya tidak menggunakan Suntikan KB 1 Bulan, karena kombinasi hormon yang ada di dalamnya dapat membuat ASI menjadi kering.
  • Perhatikan riwayat kesehatan Anda
Metode Suntikan KB pada dasarnya aman digunakan oleh setiap wanita, namun sangat tidak disarankan bagi Anda yang pernah ataupun sedang mengalami gejala-gejala berikut:
  • Pendarahan vagina yang tidak diketahui jelas penyebabnya
  • Diduga memiliki kanker yang perkembangannya di stimulan oleh hormon, terutama dalam waktu 5 tahun terakhir
  • Memiliki riwayat migrain, masalah dengan liver (hati), thrombosis, atau riwayat penyakit jantung
  • Memiliki resiko osteoporosis tidak disarankan untuk menggunakan metode Suntikan KB, terutama Suntikan KB 3 Bulan
  • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi, terutama untuk penggunaan Suntikan KB 1 Bulan. Bila Anda memiliki riwayat darah tinggi dan ingin menggunakan Suntikan KB 3 Bulan, Dokter atau Bidan Anda hendaknya melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan memonitor tekanan darah Anda terlebih dahulu
Penting bagi Anda untuk membicarakan secara terbuka mengenai riwayat penyakit yang Anda miliki sebelum memutuskan menggunakan kontrasepsi jenis tertentu. Keterangan yang Anda berikan dapat membantu Dokter atau Bidan untuk memberikan rekomendasi yang terbaik bagi Anda.
Selain itu, bila Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya Anda komunikasikan dengan dokter/bidan Anda. Interaksi dengan beberapa jenis obat-obatan tertentu dapat mengurangi efektifitas kontrasepsi Suntikan KB.
  • Perhatikan Jadwal Kunjungan Kembali Ke Dokter/Bidan
Suntikan KB 3 Bulan bekerja secara efektif untuk periode 13 minggu, sementara untuk Suntikan KB 1 Bulan khasiatnya bertahan sampai dengan 30 hari.  Anda sebaiknya mengikuti jadwal suntik ulang yang telah diberikan oleh dokter/bidan Anda.
Bila Anda lupa atau telat, disarankan untuk menggunakan metode tambahan (kondom) untuk melindungi Anda dari kehamilan. Anda harus kembali mengikuti jadwal yang telah ditetapkan bila dokter/bidan Anda mengatakan bahwa Anda dapat melanjutkan metode Suntikan KB.
Sebagai pasien, Anda memiliki hak untuk bertanya kepada dokter/bidan mengenai jenis ataupun merk dari Suntikan KB yang diberikan kepada Anda.
Pastikan Anda mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Dokter/Bidan Anda selama menggunakan Suntikan KB untuk menjamin efektifitas kontasepsi tersebut dalam melindungi Anda dari kehamilan

    MENGENAL LEBIH DALAM ANEKA ALAT KONTRASEPSI



    Posted by: Said Bongkem Tulen on: June 06, 2012
    MENGENAL LEBIH DALAM ANEKA ALAT KONTRASEPSI
    Kontrasepsi memang bukan barang aneh. Tapi sudah tahukah Anda plus-minusnya? Nah, dengan mengenalnya secara lebih baik, Anda tak perlu bingung lagi untuk memilih.
    Hampir semua pasangan suami-istri memerlukan perencanaan kehamilan dan sekaligus membatasi jumlah anak. Karena itu, kontrasepsi dibutuhkan. Alasan penggunaan kontrasepsi bisa macam-macam, dari menunda kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai menyetop kehamilan.
    “Masing-masing pasangan punya alasan. Mungkin karena urusan sekolah, pekerjaan, usia, kesehatan dan segala macam. Bisa juga karena sudah memiliki anak dan hendak menunda kehamilan berikutnya. Atau, ya, ingin berhenti karena anak sudah banyak,” jelas dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG, dari RSUPN Cipto Mangunkusumo.
    Seperti kita tahu, ada begitu banyak alat kontrasepsi. Secara garis besar, kontrasepsi itu dibagi dalam tiga bagian besar. Yaitu kontrasepsi mekanik, hormonal, dan kontrasepsi mantap.
    KONTRASEPSI MEKANIK
    Dinamakan mekanik karena sifatnya sebagai pelindung. Maksudnya, kontrasepsi ini mencegah bertemunya sperma dan sel telur dalam rahim. Nah, ada beberapa kontrasepsi yang termasuk dalam golongan mekanik ini, yaitu kondom dan diafragma.
    * Kondom
    Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan digunakan direndam dulu. Kemudian terbuat dari linen. Kini kondom terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis. Bentuknya seperti kantong.
    Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih jika dipakai bersama dengan spermisida (pembunuh sperma). “Rata-rata, dari 100 pasangan dalam setahun, sekitar 4 wanita yang hamil,” ujar Andon.
    Kondom harganya murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter, tidak perlu pengawasan dan juga bisa mencegah penularan penyakit kelamin. Tapi tidak selalu cocok terutama jika pemakai alergi terhadap bahan karet. Dan mungkin saja terjadi kebocoran, karena bahannya yang sangat tipis.
    * Diafragma
    Kontrasepsi wanita yang mirip kondom. Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat yang dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim.
    Diafragma digunakan jika akan berhubungan seksual. Setelah itu bisa dilepas lagi atau tetap pada tempatnya. Karena bahannya lebih tebal dari kondom, kontrasepsi ini tidak mungkin bocor.
    * Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
    Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral. Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari logam tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload).
    “Yang paling terkenal Copper T dan Multiload. Kontrasepsi tersebut jadi pilihan karena kenyamanannya. Modifikasi terbaru Copper T, yaitu Nova T memiliki keunggulan lebih lembut,” jelas Andon.
    Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi.
    Sebagai pemakai, Anda bisa memeriksa sendiri keberadaan alat tersebut. Caranya dengan meraba benang alat kontrasepsi tersebut di mulut rahim. Seandainya Anda sudah melakukan pemasangan kontrasepsi ini, jangan lupa melakukan pemeriksaan ulang. Apakah itu 2 minggu sekali, 1-2 bulan sekali, atau setiap enam bulan sampai satu tahun setelah pemasangan. Pemakaian kontrasepsi tanpa bahan aktif Copper dapat terus berlangsung sampai menjelang menopause. Sedangkan kontrasepsi dengan bahan aktif Copper, 3-4 tahun harus diganti.
    Yang perlu diingat kontrasepsi ini bukanlah alat yang sempurna. Masih ada kekurangannya. Misalnya, kehamilan bisa tetap terjadi, perdarahan, atau infeksi. Mungkin akibat benang dari alat tersebut dapat merangsang mulut rahim sehingga menimbulkan perlukaan dan menganggu dalam hubungan seksual. Pemakaian AKDR juga membuat kita lebih mudah keputihan. Karena itu sebaiknya kontrasepsi ini tidak digunakan jika terdapat infeksi genetalia atau perdarahan yang tidak jelas.
    Keuntungannya, alat ini bisa dipakai untuk jangka panjang. Bahkan sama sekali tidak menganggu produksi ASI, jika ibu sedang mmenyusui. “Efektifitas pemakaian kontrasepsi dalam rahim ini, dari seribu pasangan, sekitar 5 wanita dalam setahun akan hamil,” ujar Andon.
    * Spermisida
    Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. “Dari 100 pasangan dalam setahun, ada 3 wanita yang hamil. Tapi karena sering salah dalam pemakaiannya, bisa terjadi sampai 30 kehamilan,” jelas Andon.
    Diakuinya, banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan spermasida. “Keluhannya, tidak enak dan timbul alergi,” ujar Andon kemudian. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan menjelang hubungan senggama. Pasangan pun sulit mencapai kepuasan.
    KONTRASEPSI HORMONAL
    Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk.
    Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.
    * Pil atau Tablet
    Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen.
    Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid (sekuensial).
    Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen rendah.
    Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.
    Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI.
    Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid.
    Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.
    * Suntikan
    Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).
    Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
    Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.
    * Susuk
    Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Kini sedang diuji coba susuk satu kapsulimplanon). Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
    Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.
    Efek sampingnya berupa gangguan menstruasi, haid tidak teratur, bercak atau tidak haid sama sekali. Kecuali itu bisa menyebabkan kegemukan, ketegangan payudara, dan liang senggama terasa kering. Kendala lainnya dalam pencabutan susuk yaitu sulit dikeluarkan karena mungkin waktu pemasangannya terlalu dalam. Hal tersebut dapat menimbulkan infeksi.
    KONTRASEPSI MANTAP
    Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Caranya, suami-istri dioperasi (vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita). Tindakan dilakukan pada saluran bibit pada pria dan saluran telur pada wanita, sehingga pasangan tersebut tidak akan mendapat keturunan lagi.
    Dedeh Kurniasih.

    Aman Bagi Pasangan Baru Menikah
    Jika Anda baru menikah dan belum berencana punya anak, gunakanlah metoda sederhana untuk menunda kehamilan. Apa saja itu?
    1. KONDOM
    Sperma yang keluar akan ditampung oleh kondom, sehingga tidak masuk ke dalam rahim. Kegagalan mungkin saja terjadi. Biasanya karena kondom robek dan bocor.
    2. PANTANG BERKALA
    Untuk menghindari kehamilan, lakukan hubungan intim hanya saat istri dalam masa tidak subur. Ini bisa dilakukan pada pasangan yang istrinya mempunyai siklus haid teratur. Kerjasama dan pengertian suami sangat dibutuhkan dalam hal ini.

    3. SENGGAMA TERPUTUS
    Cara ini mungkin bisa menghindari kehamilan. Konsepnya, mengeluarkan alat kelamin menjelang terjadinya ejakulasi. Cuma, cara ini memang agak mengganggu kepuasan kedua belah pihak. Tingkat kegagalannya cukup tinggi, 30-35 persen. “Ini lebih disebabkan suami tidak bisa mengontrol, sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa masuk vagina.” ujar Andon.
    Dedeh

    Cocok Tidaknya Pilihan Anda
    Tidak cocok jika:
    * Berat Tubuh Tidak Stabil
    Apakah tubuh menjadi kurus atau gemuk? Seandainya ada perubahan dari berat normal, kemungkinan kontrasepsi yang digunakan tidak cocok.
    * Timbul Rasa Nyeri
    Bisa nyeri kepala, nyeri otot, kram perut.
    * Perubahan Emosi
    Muncul gelisah, depresi, dan sebagainya.
    * Pola Haid Terganggu
    Darah keluar menjadi banyak sekali, sedikit, atau tidak ada sama sekali.
    * Timbul Keputihan
    Jumlahnya banyak dan mengandung bau.

    VASEKTOMI PADA PRIA

    Vasektomi adalah kontrasepsi bedah untuk pria dengan cara memutus saluran spermanya. Lelaki yang melakukan vasektomi secara permanen tidak bisa menghamili perempuan sehingga kerap dicurigai mudah berselingkuh.

    Operasi vasektomi menghambat saluran spermatozoa (vas deferens) yang membawa sperma keluar. Operasi ini biasanya dilakukan di klinik atau rumah sakit dengan melibatkan pemotongan dan mengikat mati (cauterizing) saluran sperma.

    Namun karena operasi kontrasepsi ini bersifat permanen, maka pria yang ingin melakukannya harus sudah benar-benar yakin tidak ingin memiliki anak lagi dan tidak akan berubah pikiran.

    Pria yang sudah melakukan vasektomi masih terus memproduksi sel benih yang diproduksi buah zakar. Hanya saja karena salurannya diputus tidak bisa keluar bersama ejakulasi. Sel-sel benih itu akan diserap lagi oleh tubuh dan tidak membahayakan kesehatan. Vasektomi juga tidak mempengaruhi hormon testosteron.

    Seperti dikutip dari Contraception, Jumat (29/1/2010), ada beberapa keuntungan dan kerugian dari kontrasepsi vasektomi yaitu:
    1. Vasektomi adalah operasi kecil yang aman, sangat efektif dan bersifat permanen.
    2. Baik dilakukan pada laki-laki yang memang sudah tidak ingin memiliki anak.
    3. Vasektomi lebih murah dan lebih sedikit komplikasi dibandingkan dengan sterilisasi tuba.
    4. Pria memiliki kesempatan untuk gantian KB dengan istrinya.
    5. Tidak mempengaruhi kemampuan seorang pria dalam menikmati hubungan seksual.

    Meski vasektomi ini memiliki keuntungan tetapi ada beberapa kerugian jika melakukan vasektomi ini, yaitu:
    1. Beberapa laki-laki takut vasektomi ini akan mempengaruhi kemampuannya berhubungan intim atau menyebabkan gangguan ereksi.
    2. Ada sedikit rasa sakit dan ketidaknyaman beberapa hari setelah operasi, rasa sakit ini biasanya bisa hilang dengan konsumsi obat ringan.
    3. Seringkali harus melakukan kompres dengan es selama 4 jam untuk mengurangi pembengkakan, pendarahan dan rasa tak nyaman serta harus memakai celana yang dapat mendukung skrotum selama 2 hari.
    4. Operasi tidak efektif dengan segera. Pasien diharuskan memakai kondom terlebih dahulu untuk membersihkan tabung dari sisa sperma yang ada. Untuk mengetahui sudah steril atau belum, biasanya dilakukan pemeriksaan mikroskop setelah 20-30 kali ejakulasi.
    5. Vasektomi tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi seksual menular termasuk HIV.
    6. Penyesalan setelah vasektomi lebih besar jika laki-laki masih berusia di bawah 25 tahun, terjadi perceraian atau ada anaknya yang meninggal.
    7. Dibutuhkan waktu 1-3 tahun untuk benar-benar memastikan apakah vasektomi bisa bekerja efektif 100 persen atau tidak.

    Saat ini pria yang ingin membuka vasektomi bisa dilakukan yakni dengan cara menyambung kembali saluran spermanya, namun peluang keberhasilannya kecil.
    (dat08/dcm)

    MACAM-MACAM JENIS ALAT KONTRASEPSI


    MACAM-MACAM ALAT KONTRASEPSI

    Berikut ini adalah beberapa macam alat-alat kontrasepsi yang dipakai dan beredar pada saat sekarang ini. Macm-macam alat kontrasepsi tersebut antara lain adalah :
    • Alat Kontarepsi Berupa Kondom
    • Alat Kontarepsi Berupa Diagfragma
    • Alat Kontarepsi Berupa Susuk KB
    • Alat Kontarepsi Berupa Suntikan KB (KB Suntik)
    • Alat Kontarepsi Berupa Pil KB
    Berikut ini adalah penjabaran dari macam-macam alat kontarasepsi tersebut.
    ALAT KONTRASEPSI BERUPA KONDOM
    Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dari karet yang diselubungkan ke organ intim lelaki, yang bekerja dengan cara mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan. Kondom merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan yang sering di-gunakan. Kondom juga bisa digunakan untuk melindungi pasangan dan diri sendiri dari virus HIV dan penyakit menular seksual. Tapi apakah pemakaian kondom cukup aman dan efektif untuk melindungi Anda dari kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit?
    Aman atau efektifnya pemakaian kondom sebagai alat pencegah kehamilan dan pencegah penyebaran penyakit ternyata tergantung pada cara pemakaiannya. Jika kondom dipakai secara tepat dan benar, maka kondom akan dapat melindungi Anda dan pasangan dari hal-hal tersebut. Jika dipakai secara asal-asalan, ada kemungkinan kegagalan penggunaan kondom, yakni meski sudah digunakan, tetap saja Anda dapat hamil atau terinfeksi penyakit menular seksual.
    Penggunaan kondom yang benar adalah memakaikannya pada organ intim pria yang ereksi.Sisakan ruangan di bagian paling ujung kondom untuk menampung sperma, caranya dengan menjepit bagian paling ujung kondom dengan jari saat memakai kondom tersebut. Setelah terjadi ejakulasi dan sperma keluar dan ditampung oleh kondom tersebut, segera tarik penis dari vagina selama penis masih ereksi. Karena kalau penis sudah tidak dalam keadaan ereksi, kondom akan menjadi longgar dan sperma yang sudah tertampung tadi bisa merembes keluar dan dapat membuahi.
    Kesalahan pemakaian kondom yang lain adalah membuat kondom robek, misalnya karena kena kuku atau ikut robek saat membuka plastiknya. Kondom yang sobek tidak akan melindungi dengan sempurna, karena itu Anda dan pasangan harus memperhatikan dengan baik instruksi pemakaiannya. Selain itu ada kemungkinan juga kondom yang Anda gunakan bersama pasangan memiliki cacat produksi, maka perhatikan dengan seksama sebelum digunakan. Kondom yang sudah digunakan harus segera dibuang dan tidak boleh dipakai lagi. Perhatikan juga tanggal kadaluarsanya, karena berkaitan dengan elastisitas kondom tersebut. Yang terakhir adalah Anda lebih baik memilih kondom yang terbuat dari bahan lateks karena dapat melindungi lebih baik dari bahan-bahan yang lain.
    Menurut penelitian, kondom terbukti memiliki kemungkinan kegagalan sebesar 2-3%. Berarti dari 100 wanita yang pasangan yang menggunakan kondom saat bercinta, 2-3 wanitanya terbukti hamil. Karena itu, untuk meningkatkan efektifitas kondom, lebih baik gunakan bersama-sama dengan alat kontrasepsi lain, misalnya spermisida. Spermisida adalah senyawa kimia yang berfungsi membunuh sperma, bentuknya bisa berupa jeli, krem, sampai busa atau tablet yang harus dimasukkan ke dalam vagina.
    Saat ini terdapat banyak kondom dengan bentuk, tekstur, dan rasa yang bervariasi yang dirancang untuk menambah kepuasan dan kenyamanan dalam bercinta. Silakan bereksperimen dengan aneka kondom tersebut, namun tetap perhatikan cara pemakaiannya, agar Anda dan pasangan terlindungi dengan maksimal.
    ALAT KONTRASEPSI BERUPA DIAGFRAGMA
    Kontrasepsi diafragma merupakan hal yang tidak biasa di Indonesia. Kontrasepsi ini adalah kontrasepsi barier yang tidak mengurangi kenikamatan berhubungan seksual karena terjadi skin to skin kontak antara penis dengan vagina dan dapat meningkatkan frekuensi sentuhan pada G Spot dalam. Sayangnya diafragma memiliki efektifitas yang paling rendah dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, selain itu pemasangannya harus oleh tenaga kesehatan dan harganya relatif lebih mahal. Bentuk dan pemasangannya adalah sebagai berikut :
    ALAT KONTRASEPSI BERUPA SUSUK KB (IMPLAN)
    Susuk: Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
    Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Jika Implant dicabut kesuburan bisa pulih dan kehamilan bisa terjadi Cara pencabutan Implan hampir sama dengan pemasangannya yaitu dengan penyayatan kecil dan dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih. Sebelum pemasangan Implan sebaiknya kesehatan Ibu diperiksa terlebih dahulu,dengan tujuan untuk mengetahui apakah Ibu bisa memakai Implan atau tidak.
    Cara Kerja
    Sama dengan pil namun susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan atas. Implan mengandung progesteron yang akan terlepas secara perlahan dalam tubuh.
    Efektifitas
    • Lendir serviks menjadi kental
    • Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
    • Mengurangi transportasi sperma
    • Menekan ovulasi
    • 99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan)
    Indikasi Susuk KB
    • Pemakaian KB yang jangka waktu lama
    • Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
    • Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
    Yang Harus Ibu Lakukan Setelah Pemasangan Implan
    Daftarkan diri segera ke Pos KB Desa atau pusat pelayanan kesehatan lainya, agar dapat dibantu mengingatkan pada saat jatuh tempo pencabutannya. Sesudah pemasangan mungkin Ibu mengalami sedikit nyeri dibekas tempat pemasangan, Ibu tidak usah khawatir, karena rasa nyeri akan hilang dalam satu atau dua hari. Untuk mencegah terjadinya Infeksi dibekas pemasangan Implant harus dijaga supaya tetap kering selama 3 hari, jika ibu akan mandi angkatlah tangan tempat pemasangan Implant agar luka tidak terkena air, sebab jika luka menjadi basah dapat menyebabkan Infeksi. Jangan segan untuk membicarakan dengan petugas lapangan KB dan petugas kesehatan jika ada masalah dengan pemakaian Implant. Sesudah 5 Tahun Implan harus dicabut dan apabila Ibu masih berniat memakai implant kembali maka implant dapat dipasangkan lagi.
    Keuntungan
    • Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah pemasangan.
    • Melindungi wanita dari kanker rahim.
    • Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui.
    • Tidak mengganggu aktivitas seksual.
    • Daya guna tinggi
    • Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
    • Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
    • Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
    • Bebas dari pengaruh estrogen
    • Tidak menggangu kegiatan senggama
    • Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
    • Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
    • Mengurangi nyeri haid
    • Mengurangi jumlah darah haid
    • Mengurangi/memperbaiki anemia
    • Melindungi terjadinya kanker endometrium
    • Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
    • Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
    • Menurunkan angka kejadian endometriosis.
    Kelemahan
    Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung. Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba. Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

    Keluhan-Keluhan Yang Dapat Timbul akibat Pemasangan

    • Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, mual-mual, pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan
    • Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
    • Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
    • Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
    • Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsy
    • Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun)
    • Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih banyak selama menstruasi.
    • Hematoma/pembekakan dan nyeri.
    Efek Samping
    Gangguan pola Haid :
    • Tidak haid
    • Pendarahan yang tidak lama
    • Kemungkinan infeksi pada bekas luka pemasangan
    • Perdarahan
    • Siklus menstruasi lebih panjang
    • Rambut rontok
    • Gairah seksual turín
    • Jerawat dan depresi.
    Penanggulangan :
    • Hubungan Petugas berwenang
    • Hematoma (warna biru dan rasa nyeri) pada deerah pemasangan, kompres dengan air dingin selama 2 hari, selanjutnya kompres dengan air panas/hangat sampai warna biru hilang.
    Kontraindikasi
    • Hamil atau diduga hamil, penderita jantung, strok, lever, darah tinggi dan kencing manis.
    • Pendarahan Vagina tanpa sebab.
    • Wanita dalam usia reproduksi
    • Telah atau belum memiliki anak
    • Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
    • Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
    • Pascapersalinan dan tidak menyusui
    • Pascakeguguran
    • Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
    • Riwayat kehamilan ektopik
    • Tekanan darah 6 minggu, asal yakin tidak sedang hamil. atau berikan perlindungan ganda sampai haid lalu mulai suntikan.
    Kapan akseptor suntik harus datang untuk kunjungan ulang (follow-up)
    - Pada saat jadual ulangan penyuntikan (1 bulan untuk cyclofem, 2 bulan untuk noristerat dan 3 bulan untuk Depo provera)
    - Bila berhalangan, dapat datang sebelum waktu kunjungan berikutnya
    - Bila tidak dapat datang pada jadual berikutnya, pakai perlindungan ganda (kondom, spermisida, sampai bisa datang untuk suntikan.
    Keluarga Berencana
    Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda kenal. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri kapan Anda ingin hamil. Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah, Anda bisa ber-KB.Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh. Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri.
    Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak seorang pun bisa menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat yang Anda pilih bisa membahayakan diri Anda sendiri atau, memperparah penyakit yang sudah anda derita, pekerja kesehatan mungkin menyarankan alat lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak ada paksaan, bila Anda telah mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan keselamatan Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan persalinan, selayaknya Anda mengikuti program KB atas kesadaran sendiri. Bacalah penjelasan di bawah ini.
    Manfaat-manfaat KB
    Setiap tahun, ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tak aman. KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan umpamanya, KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat :
    1. Kehamilan terlalu dini : Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Mengapa? karena tubuhnya belum sepenihnya tumbuh; belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.
    2. Kehamilan terlalu “telat” : Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan. Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakan jaraknya. Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian, menghadang.
    3. Terlalu sering hamil dan melahirkan : Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi.
    Jutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan metoda-metoda KB yang kami paparkan dalam halaman-halaman berikutnya. Malahan metoda-metoda itu lebih aman ketimbang hamil dan bersalin. Bila Anda memilih untuk tetap ber-KB. Sebagian perempuan menginginkan banyak anak – khususnya di tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang miskin, tak memperoleh pembagian tanah yang adil, sumberdaya kurang, dan keuntungan social tipis. anak-anak membantu pekerjaan orangtua sehari-hari, dan merawat mereka di usia lanjut. di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan (hanya orangtua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah anak).
    Tetapi sebagian perempuan lain menganggap bahwa anyaknya anak justru makin memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. banyak orangtua yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak; tidak mampu memberi mereka penghidupan yang layak; tak mampu menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya anak-anak mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi mereka.
    Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta statusnya cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya.
    Yang jelas, tak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada, Anda akan lebih sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila Anda memegang kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan anda miliki, dan kapan akan hamil.
    Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda sendiri.
    Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari
    untung-rugi tiap metoda lebih dahulu. Ada 5 corak metoda KB:
    1. Metoda perintang, yang bekerja dengan cara mengahlangi sperma dari   pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan).
    2. Metoda hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki.
    3. Metoda yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD), gunanya untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.
    4. Metoda alamiah, yang membantu Anda mengetahui kapan masa subur Anda, sehingga Anda dapat menghindari hubungan seks pada masa itu.
    5. Metoda permanen, atau metoda yang menjadikan Anda taua pasangan Anda tidak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya; lewat suatu operasi.
    ALAT KONTRASEPSI BERUPA PIL
    Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception).
    Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:
    • Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
    • Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma
    • Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
    Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.
    MANFAAT TAMBAHAN OC
    Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits) yaitu menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan tertentu seperti:
    1. Manfaat penyembuhan OC :
    Menyembuhkan kelainan menstruasi. Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum antara lain:
    • Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)
    • Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)
    • Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)
    • Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).
    2. Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%.
    3. Mengatasi masalah hiper-androgenisme
    Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit (± 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan gairah seksual (libido).
    Wanita usia reproduktif (± 15 – 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-androgen yang bisa menyebabkan:
    • Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut pada yang wanita yang menyerupai pria / male hair pattern)
    • Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-syndrome) yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas metabolisme tubuh.
    OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif saat ini yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi androgen (dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah timbulnya komedo dan ketombe bahkan jerawat.
    Berbeda dengan obat-obatan topikal dan antibiotik yang membunuh bakteri dan mengobati infeksi di permukaan kulit, CPA langsung bekerja pada akar masalah yaitu dengan mencegah produksi minyak yang berlebihan. Tetapi karena obat ini bekerja step-by-step dari dalam tubuh untuk menormalkan kadar hormon androgen, perbaikan pada kulit wajah baru bisa dilihat setelah 1-3 bulan pemakaian.
    Manfaat pencegahan, yaitu OC mengurangi resiko terkena:
    • Infeksi pada organ reproduksi internal, s/d 50%
    • Kanker ovarium dan endometrium, s/d 40%
    • Benjolan jinak payudara, s/d 40%
    • Kista ovarium, s/d 80%
    • Infertilitas primer, s/d 40%
    • Kehamilan ektopik (di luar kandungan), s/d 90%
    CARA MINUM OC
    OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera di blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet.

    Sabtu, 02 Juni 2012

    SAID BONGKEM TULEN NEH KAWAN-KAWAN


    SAID BONGKEM TULEN COWOK PALING GANTENG DI KOMPLEK DISAAT KOMPLEK LAGI SEPI


    BAB I
    PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang
    A.DISLOKASI
    Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)
    B.STRAIN
    Adalah tarikan pada otot, ligament atau tendon yang disebabkan oleh regangan (streech) yang berlebihan.
    C.AMPUTASI
    Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan “pancung”. Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstremitas.
    Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
    B. Tujuan
        Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang kejadian, faktor resiko dan pendekatan standar serta membahas bagaimana menghindari penyakit  dan menangani situasi ini jika terjadi.





    BAB II
    PEMBAHASAN

    A.  DISLOKASI
    1.    Pengertian
    ·           Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (brunner&suddarth).
    ·           Keluarnya (bercerainya)kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000).
    ·           Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi. ( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138).
    Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
    Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
    2.    Klasifikasi

    Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
    1. Dislokasi congenital :Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
    2. Dislokasi patologik :Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.
    3. Dislokasi traumatic :Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.

    3.    Etiologi
    Dislokasi disebabkan oleh :
    1. Cedera olah ragaOlah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.
    2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah ragaBenturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.
    3. TerjatuhTerjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin
    4. Patologis : terjadinya ‘tear’ligament dan kapsul articuler yang merupakankompenen vital penghubung tulang
    4.    Patofisiologi
    Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan .Humerus terdorong kedepan ,merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid teravulsi.Kadang-kadang bagian posterolateral kaput hancur.Mesti jarang prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke bawah dan menimbulkan luksasio erekta (dengan tangan mengarah ;lengan ini hampir selalu jatuh membawa kaput ke posisi da bawah karakoid).
    5.    Manifestasi Klinis
    Nyeri terasa hebat .Pasien menyokong lengan itu dengan tangan sebelahnya dan segan menerima pemeriksaan apa saja .Garis gambar lateral bahu dapat rata dan ,kalau pasien tak terlalu berotot suatu tonjolan dapat diraba tepat di bawah klavikula.
    6.    Pemeriksaan Penunjang
    Dengan cara pemeriksaan Sinar –X ( pemeriksaan X-Rays ) pada bagian anteroposterior akan memperlihatkan bayangan yang tumpah-tindih antara kaput humerus dan fossa Glenoid, Kaput biasanya terletak di bawah dan medial terhadap terhadap mangkuk sendi.





    7.    Komplikasi
    1) Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut
    2) Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak
    3) Fraktur disloksi
    Komplikasi lanjut
    1) Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi        bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi
    2) Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
    3) Kelemahan otot
    8.    Penatalaksanaan
    a.    Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
    b.    Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi.
    c.    Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.
    d.   Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
    e.    Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.








    Asuhan Keperawatan Dislokasi

    1.    Pengkajian
    a.    Identitas dan keluhan utama
    b.    Riwayat penyakit lalu
    c.     Riwayat penyakit sekarang
    d.    Riwayat masa pertumbuhan
    e.     Pemeriksaan fisik terutama masalah persendian : nyeri, deformitas, fungsiolesa misalnya: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior bahu.
    2.    Diagnosa
    1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan
    2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi
    3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
    3.        Intervensi
    Dx 1
    a)      Kaji skala nyeri
    b)      Berikan posisi relaks pada pasien
    c)       Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
    d)      Kolaborasi pemberian analgesic
    Dx 2
    a)      Kaji tingkat mobilisasi pasien
    b)      Berikan latihan ROM
    c)       Anjurkan penggunaan alat Bantu jika diperlukan
    Dx. 3
    a)      Bantu Px mengungkapkan rasa cemas atau takutnya
    b)      Kaji pengetahuan Px tentangh prosedur yang akan dijalaninya.
    c)       Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani pasien.


    B.  STRAIN
    1.    Pengertian
    • Strain adalah “tarikan otot” akibat penggunaan berlebihan,peregangan berlebihan,atau stress yang berlebihan.
    • Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplit dengan perdarahan ke dalam jaringan.(Smeltzer Suzame, KMB Brunner dan Suddarth)
    • Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulotendinous (otot atau tendon).Strain akut pada struktur muskulotendious terjadi pada persambungan antara otot dan tendon. Tipe cedera ini sering terlihat pada pelari yang mengalami strain pada hamstringnya.Beberapa kali cedera terjadi secara mendadak ketika pelari dalam melangkahi penuh.
    2.    Etiologi

    Pada strain akut :
    • Ketika otot keluar dan berkontraksi secara mendadak
    Pada strain kronis :
    • Terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang berlebihan/tekanan berulang-ulang,menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon).
    3.    Patofisiologi
    Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung (overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian bawah),dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak.
    4.    Manifestasi klinis
    • Nyeri mendadak
    • Edema
    • Spasme otot
    • Haematoma
    5.    Komplikasi

    • Strain yang berulang
    • Tendonitis
    6.    Penatalaksanaan

    • Istirahat Akan mencegah cidera tambah dan mempercepat penyembuhan

    • Meninggikan bagian yang sakit,tujuannya peninggian akan mengontrol pembengkakan.

    • Pemberian kompres dingin
    Kompres dingin basah atau kering diberikan secara intermioten 20-48 jam pertama yang akan mengurangi perdarahan edema dan ketidaknyamanan.

    7.    Klasifikasi Strain
    §  Derajat I/Mild Strain (Ringan)
    Yaitu adanya cidera akibat penggunaan yang berlebihan pada penguluran unit muskulotendinous yang ringan berupa stretching/kerobekan ringan pada otot/ligament.
    • Gejala yang timbul :
    § Nyeri lokal
    § Meningkat apabila bergerak/bila ada beban pada otot
    • Tanda-tandanya :
    § Adanya spasme otot ringan
    § Bengkak
    § Gangguan kekuatan otot
    § Fungsi yang sangat ringan
    • Komplikasi
    § Strain dapat berulang
    § Tendonitis
    § Perioritis
    • Perubahan patologi
    § Adanya inflasi ringan dan mengganggu jaringan otot dan tendon namun tanda perdarahan yang besar.
    • Terapi
    § Biasanya sembuh dengan cepat dan pemberian istirahat,kompresi dan elevasi,terapi latihan yang dapat membantu mengembalikan kekuatan otot.
    §   Derajat II/Medorate Strain (Ringan)
    Yaitu adanya cidera pada unit muskulotendinous akibat kontraksi/pengukur yang berlebihan.
    • Gejala yang timbul
    § Nyeri local
    § Meningkat apabila bergerak/apabila ada tekanan otot
    § Spasme otot sedang
    § Bengkak
    § Tenderness
    § Gangguan kekuatan otot dan fungsi sedang
    • Komplikasi sama seperti pada derajat I :
    § Strain dapat berulang
    § Tendonitis
    § Perioritis
    • Terapi :
    § Impobilisasi pada daerah cidera
    § Istirahat
    § Kompresi
    § Elevasi
    • Perubahan patologi :
    § Adanya robekan serabut otot
    §  Derajat III/Strain Severe (Berat)
    Yaitu adanya tekanan/penguluran mendadak yang cukup berat. Berupa robekan penuh pada otot dan ligament yang menghasilkan ketidakstabilan sendi.
    • Gejala :
    § Nyeri yang berat
    § Adanya stabilitas
    § Spasme
    § Kuat
    § Bengkak
    § Tenderness
    § Gangguan fungsi otot
    • Komplikasi ;
    § Distabilitas yang sama
    • Perubahan patologi :
    § Adanya robekan/tendon dengan terpisahnya otot dengan tendon.
    • Terapi :
    § Imobilisasi dengan kemungkinan pembedahan untuk mengembalikan fungsinya.







    Asuhan Keperawatan strain

    a. Pengkajian
    §  Kajian nyeri
    ü Apa yang dilakukan pasien sebelum dirasakan nyeri?
    ü Apakah nyeri terlokalisasi?
    ü Bagaimana pasien menjelaskan nyeri?
    ü Apakah nyeri menjalar?
    §   Inpeksi umumnya untuk mengetahui perkembangan edema,memantau luka dikulit.
    §   Palpasi sendi untuk mengetahui sensitifitas dan perkembangan jaringan lunak yang banyak teraba keras
    §   Observasi tingkat keterbatasan mobilitas sendi yang terserang
    b. Diagnosa Keperawatan

     Dx I
    Nyeri b/d spasme otot
    §  Intervensi
    Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring/istirahat
    v Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
    v Dorong pasien mendiskusikan masalah sehubungan dengan cidera
    v Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif/aktif
    v Berikan alternative tindakan menyamankan seperti pijatan
    v Selidiki adanya keluhan nyeri yang tak biasa/tiba-tiba/mendadak
    Dx II
    Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri
    §  Intervensi
    v Anjurkan untuk istirahat selama masih mengalami nyeri
    v Anjurkan untuk membatasi aktivitas yang berlebihan,seperti mengangkat beban yang   berat
    v Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
    §  Dx III
    Kerusakan intregitas jaringan b/d adanya cedera
    Intervensi
    v Awasi adanya edema dan perdarahan pada area yang luka
    v Berikan perawatan luka
    v Perhatikan peningkatan atau berlanjutnya nyeri

    C.    AMPUTASI
    1.        Definisi
    Amputasi adalah pengangkatan melalui bedah / traumatik pada tungkai.
    2.       Etiologi

          Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan amputasi, antara lain :
    1.      Penyakit arteri perifer kronis
    2.      Trauma
    3.      Frosbite
    4.      Kanker tulang
    5.      Infeksi berat (gangrene gas / osteomielitis)
    Indikasi utama bedah amputasi adalah karena :
    1. Iskemia karena penyakit reskularisasi perifer, biasanya pada orang tua, seperti klien dengan artherosklerosis, Diabetes Mellitus.
    2. Trauma amputasi, bisa diakibatkan karena perang, kecelakaan, thermal injury seperti terbakar, tumor, infeksi, gangguan metabolisme seperti pagets disease dan kelainan kongenital.


    3.        Kalisifikasi

          1.      Amputasi terbuka
                Dilakukan untuk infeksi berat, yang meliputi pemotongan tulang dan jaringan otot pada tingkat yang sama.
          2.      Amputasi tertutup
    Menutup luka dengan flap kulit yang dibuat dengan memotong tulang kira-kira 2 inci lebih pendek daripada kulit dan otot.
    4.        Tingkatan Amputasi


    1. Ekstremitas atas
    Amputasi pada ekstremitas atas dapat mengenai tangan kanan atau kiri. Hal ini berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian dan aktivitas yang lainnya yang melibatkan tangan.
    2. Ekstremitas bawah
    Amputasi pada ekstremitas ini dapat mengenai semua atau sebagian dari jari-jari kaki yang menimbulkan seminimal mungkin kemampuannya.

    Adapun amputasi yang sering terjadi pada ekstremitas ini dibagi menjadi dua letak amputasi yaitu :

    a. Amputasi dibawah lutut (below knee amputation).
    Ada 2 metode pada amputasi jenis ini yaitu amputasi pada nonischemic limb dan inschemic limb.
    b. Amputasi diatas lutut
    Amputasi ini memegang angka penyembuhan tertinggi pada pasien dengan penyakit vaskuler perifer.
    3. Nekrosis. Pada keadaan nekrosis biasanya dilakukan dulu terapi konservatif, bila tidak berhasil dilakukan reamputasi dengan level yang lebih tinggi.
    4. Kontraktur. Kontraktur sendi dapat dicegah dengan mengatur letak stump amputasi serta melakukan latihan sedini mungkin. Terjadinya kontraktur sendi karena sendi terlalu lama diistirahatkan atau tidak di gerakkan.
    5. Neuroma. Terjadi pada ujung-ujung saraf yang dipotong terlalu rendah sehingga melengket dengan kulit ujung stump. Hal ini dapat dicegah dengan memotong saraf lebih proximal dari stump sehingga tertanam di dalam otot.
    6. Phantom sensation. Hampir selalu terjadi dimana penderita merasakan masih utuhnya ekstremitas tersebut disertai rasa nyeri. Hal ini dapat diatasi dengan obat-obatan, stimulasi terhadap saraf dan juga dengan cara kombinasi.


    5.    Penatalaksanaan Amputasi

    Amputasi dianggap selesai setelah dipasang prostesis yang baik dan berfungsi.

    Ada 2 cara perawatan post amputasi yaitu :
    1. Rigid dressing
    Yaitu dengan menggunakan plaster of paris yang dipasang waktu dikamar operasi. Pada waktu memasang harus direncanakan apakah penderita harus immobilisasi atau tidak. Bila tidak diperlukan pemasangan segera dengan memperhatikan jangan sampai menyebabkan konstriksi stump dan memasang balutan pada ujung stump serta tempat-tempat tulang yang menonjol. Keuntungan cara ini bisa mencegah oedema, mengurangi nyeri dan mempercepat posisi berdiri.
    Setelah pemasangan rigid dressing bisa dilanjutkan dengan mobilisasi segera, mobilisasi setelah 7 – 10 hari post operasi setelah luka sembuh, setelah 2 – 3 minggu, setelah stump sembuh dan mature. Namun untuk mobilisasi dengan rigid dressing ini dipertimbangkan juga faktor usia, kekuatan, kecerdasan penderita, tersedianya perawat yang terampil, therapist dan prosthetist serta kerelaan dan kemauan dokter bedah untuk melakukan supervisi program perawatan. Rigid dressing dibuka pada hari ke 7 – 10 post operasi untuk melihat luka operasi atau bila ditemukan cast yang kendor atau tanda-tanda infeksi lokal atau sistemik.
    2. Soft dressing
    Yaitu bila ujung stump dirawat secara konvensional, maka digunakan pembalut steril yang rapi dan semua tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup. Harus diperhatikan penggunaan elastik verban jangan sampai menyebabkan konstriksi pada stump. Ujung stump dielevasi dengan meninggikan kaki tempat tidur, melakukan elevasi dengan mengganjal bantal pada stump tidak baik sebab akan menyebabkan fleksi kontraktur. Biasanya luka diganti balutan dan drain dicabut setelah 48 jam. Ujung stump ditekan sedikit dengan soft dressing dan pasien diizinkan secepat mungkin untuk berdiri setelah kondisinya mengizinkan. Biasanya jahitan dibuka pada hari ke 10 – 14 post operasi. Pada amputasi diatas lutut, penderita diperingatkan untuk tidak meletakkan bantal dibawah stump, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kontraktur.


    6.        Pemeriksaan Diagnostik
    §     Foto rontgen      : Mengidentifikasi abnormalitas tulang.
    §   Skan CT         :  Mengidentifikasi lesi neoplastik, osteomielitis, pembentukan hematoma.
    §     LED                   : Mengindikasikan respons inflamasi
    §     Kultur luka         :  Mengidentifikasi adanya luka / infeksi dan organisme penyebab.
    §     Biopsy                :  Mengkonfirmasikan diagnosa masa benigna / maligna.











    Asuhan Keperawatan Amputasi
    1.    Pengkajian
    a.       Keluhan Utama
    b.      Riwayat Kesehatan
    c.       Riwayat Psikososial
    d.      Pemeriksaan Fisik
    e.        Riwayat Spiritual
    f.       Aktivitas Sehari-hari
         Pemeriksaan Penunjang
    a)      Pemeriksaan laboratorium
    Tgl 14 Januari 2008                                                     Nilai Normal
    LED 50                                                                   
    Hb 13.4 gr %                                                            12-16 gr/dL
    Ht 38 %                                                                    37-49 %
    Leukosit 7.400 gr/dl                                                 4.8-10.8 x 103/mm3
    Jenis leukosit :
             N. Batang 3 %                                                2-6 %
             N. Segmen 39 %                                             50-70 %
             Limfosit 58 %                                                 20-40 %
    Trombosit 310.000 gr/dl                                          150-400 x 103/mm3
    Waktu Pendarahan 2’00’’
    Waktu Pembengkuan 7’00’’
          Terapi Medis :
          Mefenamad Acid 3x50 mg
          Captopril   3x25 mg
          HCT 1x1
          Clindomycin 3x300 mg
          Vitamin C 3x100 mg



    b)      Pengelompokan Data
          A.  Data Subjektif
    §  Klien mengatakan rasa takut apabila ada perawat yang akan melakukan perawatan.
    §  Klien mengatakan ada luka di kakinya.
    §  Klien mengatakan memerlukan alat Bantu berjalan untuk melakukan aktifitas.
    §  Klien mengatakan gelisah saat dilakukan perawatan luka.
          B.   Data Objektif
    §  Terdapat luka post amputasi dan skin graft di ekstremitas bawah
    §  ADL dibantu oleh perawat dan keluarga
    §  Ekspresi wajah takut apabila akan dilakukan perawatan luka oleh perawat.
    §  Penderita bertanya-tanya tentang penyakitnya.
    §  Vital sign :
    TD. 180/100 mmHg
    Sb. 36.20­­­ C
    N. 70 x/mnt
    R. 22 x/mnt

     Analisa Data

    No
    Data
    Etiologi
    Masalah
    1.
    Data Subjektif  :
    §  Klien mengatakan memerlukan alat Bantu berjalan untuk melakukan aktifitas.
    Data Objektif   :
    §  Terdapat luka post amputasi dan skin graft di ekstremitas bawah
    §  ADL dibantu oleh perawat dan keluarga
    Pembedahan

    Kehilangan organ tubuh
     
    Ketidakseimbangan tubuh

    Imobilitas  
    Kerusakkan Mobilitas Fisik
    2
    Data Subjektif  :
    §  Klien mengatakan rasa takut apabila ada perawat yang akan melakukan perawatan.
    §  Klien mengatakan gelisah saat dilakukan perawatan luka.
    Data Objektif   :
    §  Ekspresi wajah takut apabila akan dilakukan perawatan luka oleh perawat.
    §  Penderita bertanya-tanya tentang penyakitnya.


    Pembedahan

    Luka
     
    Proses penyembuhan
     
    Ketidaktahuan prosedur perawatan luka

    Bertanya-tanya


    Gelisah
     
    Ekspresi takut
    Ansietas
    3
    Data Subjektif  :
    §  Klien mengatakan ada luka di kakinya.
    Data Objektif   :
    §  Terdapat luka post amputasi dan skin graft di ekstremitas bawah
    §  Vital sign :
    TD. 180/100 mmHg
    Sb. 36.20­­­ C
    N. 70 x/mnt
    R. 22 x/mnt
    Pembedahan

    Luka pembedahan
     
    Hilangnya kontunuitas jaringan kulit
    Kerusakkan intergritas kulit

    2.  Diagnosa Keperawatan

    Untuk klien dengan amputasi diagnosa keperawatan yang lazim terjadi adalah :

    1. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh.
    2. Gangguan konsep diri ; body image berhubungan dengan perubahan fisik.
    3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot.
    4. Gangguan pemenuhan ADL; personal hygiene kurang berhubungan dengan kurangnya kemampuan dalam merawat diri.
    5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama.
    6. Potensial kontraktur berhubungan dengan immobilisasi.
    7. Potensial infeksi berhubungan dengan adanya luka yang terbuka.

    4.        Perencanaan

    1. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh.
    a. Tujuan :
    · Jangka Panjang : Mobilisasi fisik terpenuhi.
    · Jangka Pendek :
    - Klien dapat menggerakkan anggota tubuhnya yang lainnya yang masih ada.
    - Klien dapat merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk.
    - ROM, tonus dan kekuatan otot terpelihara.
    - Klien dapat melakukan ambulasi.
    b. Intervensi :
    1.) Kaji ketidakmampuan bergerak klien yang diakibatkan oleh prosedur pengobatan dan catat persepsi klien terhadap immobilisasi.
    Rasional : Dengan mengetahui derajat ketidakmampuan bergerak klien dan persepsi     klien terhadap immobilisasi akan dapat menemukan aktivitas mana saja yang perlu dilakukan.
    2.) Latih klien untuk menggerakkan anggota badan yang masih ada.
    Rasional : Pergerakan dapat meningkatkan aliran darah ke otot, memelihara pergerakan sendi dan mencegah kontraktur, atropi.
    3.) Tingkatkan ambulasi klien seperti mengajarkan menggunakan tongkat dan kursi roda.
    Rasional : Dengan ambulasi demikian klien dapat mengenal dan menggunakan alat-alat yang perlu digunakan oleh klien dan juga untuk memenuhi aktivitas klien.
    4.) Ganti posisi klien setiap 3 – 4 jam secara periodik
    Rasional : Pergantian posisi setiap 3 – 4 jam dapat mencegah terjadinya kontraktur.
    5.) Bantu klien mengganti posisi dari tidur ke duduk dan turun dari tempat tidur.
    Rasional : Membantu klien untuk meningkatkan kemampuan dalam duduk dan turun dari tempat tidur.

    2. Gangguan konsep diri ; body image berhubungan dengan perubahan fisik.
    a. Tujuan :
    · Jangka Panjang : Klien dapat menerima keadaan fisiknya.
    · Jangka Pendek :
    - Klien dapat meningkatkan body image dan harga dirinya.
    - Klien dapat berperan serta aktif selama rehabilitasi dan self care.
    3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot.
    a. Tujuan :
    · Jangka Panjang : Nyeri berkurang atau hilang
    · Jangka Pendek :
    - Ekspresi wajah klien tidak meringis kesakitan
    - Klien menyatakan nyerinya berkurang
    - Klien mampu beraktivitas tanpa mengeluh nyeri.
    b. Intervensi :
    1.) Tinggikan posisi stump
    Rasional : Posisi stump lebih tinggi akan meningkatkan aliran balik vena, mengurangi edema dan nyeri.
    2.) Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi, karakteristik dan intensitasnya, catat perubahan tanda-tanda vital dan emosi.
    Rasional : Merupakan intervensi monitoring yang efektif. Tingkat kegelisahan mempengaruhi persepsi reaksi nyeri.
    3.) Berikan teknik penanganan stress seperti relaksasi, latihan nafas dalam atau massase dan distraksi.
    Rasional : Distraksi untuk mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri karena perhatian klien dialihkan pada hal-hal lain, teknik relaksasi akan mengurangi ketegangan pada otot yang menurunkan rangsang nyeri pada saraf-saraf nyeri.
    4.) Kolaborasi pemberian analgetik
    Rasional : Analgetik dapat meningkatkan ambang nyeri pada pusat nyeri di otak atau dapat membloking rangsang nyeri sehingga tidak sampai ke susunan saraf pusat.
    4. Gangguan pemenuhan ADL; personal hygiene kurang berhubungan dengan kurangnya kemampuan dalam merawat diri.
    a. Tujuan :
    · Jangka Panjang : Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.
    · Jangka Pendek :
    - Tubuh, mulut dan gigi bersih serta tidak berbau.
    - Kuku pendek dan bersih.
    - Rambut bersih dan rapih
    - Pakaian, tempat tidur dan meja klien bersih dan rapih.
    - Klien mengatakan merasa nyaman.
    b. Intervensi :
    1.) Bantu klien dalam hal mandi dan gosok gigi dengan cara mendekatkan alat-alat mandi, dan menyediakan air di pinggirnya, jika klien mampu.
    Rasional : Dengan menyediakan air dan mendekatkan alat-alat mandi maka akan mendorong kemandirian klien dalam hal perawatan dan melakukan aktivitas.
    2.) Bantu klien dalam mencuci rambut dan potong kuku.
    Rasional : Dengan membantu klien dalam mencuci rambut dan memotong kuku maka kebersihan rambut dan kuku terpenuhi.
    3.) Anjurkan klien untuk senantiasa merapikan rambut dan mengganti pakaiannya setiap hari.
    Rasional : Dengan membersihkan dan merapihkan lingkungan akan memberikan rasa nyaman klien.
    5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama.
    a. Tujuan :
    · Jangka Panjang : Klien dapat sembuh tanpa komplikasi seperti infeksi.
    · Jangka Pendek :
    - Kulit bersih dan kelembaban cukup.
    - Kulit tidak berwarna merah.
    - Kulit pada bokong tidak terasa ngilu.
    b. Intervensi :
    1.) Kerjasama dengan keluarga untuk selalu menyediakan sabun mandi saat mandi.
    Rasional : Sabun mengandung antiseptik yang dapat menghilangkan kuman dan kotoran pada kulit sehingga kulit bersih dan tetap lembab.
    2.) Pelihara kebersihan dan kerapihan alat tenun setiap hari.
    Rasional : Alat tenun yang bersih dan rapih mengurangi resiko kerusakan kulit dan mencegah masuknya mikroorganisme.
    3.) Anjurkan pada klien untuk merubah posisi tidurnya setiap 3 – 4 jam sekali
    Rasional : Untuk mencegah penekanan yang terlalu lama yang dapat menyebabkan iritasi.
    6. Resiko tinggi terhadap kontraktur berhubungan dengan immobilisasi.
    a. Tujuan :
    · Jangka Panjang : Kontraktur tidak terjadi.
    · Jangka Pendek :
    - Klien dapat melakukan latihan rentang gerak.
    - Setiap persendian dapat digerakkan dengan baik.
    - Tidak terjadi tanda-tanda kontraktur seperti kaku pada persendian.
    b. Intervensi :
    1.) Pertahankan peningkatan kontinyu dari puntung selama 24 – 48 jam sesuai pesanan. Jangan menekuk lutut, tempat tidur atau menempatkan bantal dibawah sisa tungkai, tinggikan kaku tempat tidur melalui blok untuk meninggikan puntung.
    Rasional : Peninggian menurunkan edema dan menurunkan resiko kontraktur fleksi dari panggul.
    2.) Tempatkan klien pada posisi telungkup selama 30 menit 3 – 4 kali setiap hari setelah periode yang ditentukan dari peninggian kontinyu.
    Rasional : Otot normalnya berkontraksi waktu dipotong. Posisi telungkup membantu mempertahankan tungkai sisa pada ekstensi penuh.
    3.) Tempatkan rol trokanter disamping paha untuk mempertahankan tungkai adduksi.
    Rasional : Kontraktur adduksi dapat terjadi karena otot fleksor lebih kuat dari pada otot ekstensor.
    4.) Mulai latihan rentang gerak pada puntung 2 – 3 kali sehari mulai pada hari pertama pasca operasi. Konsul terapist fisik untuk latihan yang tepat.
    Rasional : Latihan rentang gerak membantu mempertahankan fleksibilitas dan tonus otot.
    7. Potensial infeksi berhubungan dengan adanya luka yang terbuka.
    a. Tujuan :
    · Jangka Panjang : Infeksi tidak terjadi
    · Jangka Pendek :
    - Luka bersih dan kering
    - Daerah sekitar luka tidak kemerahan dan tidak bengkak.
    - Tanda-tanda vital normal
    - Nilai leukosit normal (5000 – 10.000/mm3)
    b. Intervensi :
    1.) Observasi keadaan luka
    Rasional : Untuk memonitor bila ada tanda-tanda infeksi sehingga akan cepat ditanggulangi.
    2.) Gunakan teknik aseptik dan antiseptik dalam melakukan setiap tindakan keperawatan
    Rasional : Tehnik aseptik dan antiseptik untuk mencegah pertumbuhan atau membunuh kuman sehingga infeksi tidak terjadi.
    3.) Ganti balutan 2 kali sehari dengan alat yang steril.
    Rasional : Mengganti balutan untuk menjaga agar luka tetap bersih dan dengan menggunakan peralatan yang steril agar luka tidak terkontaminasi oleh kuman dari luar.
    4.) Monitor LED
    Rasional : Memonitor LED untuk mengetahui adanya leukositosis yang merupakan tanda-tanda infeksi.
    5.) Monitor tanda-tanda vital
    Rasional : Peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi dan penurunan tekanan darah merupakan salah satu terjadinya infeksi






    Kontraksi Isotonik
    Ketika otot bekerja dengan kontraksi secara isotonik maka bagian tubuh dimana otot melekat akan bergerak. Kontraksi isotonik memiliki 2 tipe yaitu :

    1. Kontraksi isotonik memendek (kontraksi konsentrik)
    Ketika suatu otot berkontraksi dan kedua titik perlekatan otot tersebut saling mendekati satu sama lain, maka kontraksi tersebut dikenal sebagai kontraksi isotonik memendek. Sebagai contoh, ketika lengan diangkat ke samping dan abduktor shoulder berkontraksi dengan isotonik memendek.

    2. Kontraksi isotonik memanjang (kontraksi eksentrik)
    Ketika perlekatan suatu otot bergerak secara perlahan menjauhi satu sama lainnya dari titik perlekatannya dan otot tersebut menghasilkan gerakan dalam pola yang terkontrol, maka aksi otot tersebut disebut dengan kontraksi isotonik memanjang. Sebagai contoh, ketika tubuh dalam posisi berdiri tegak dan lengan diturunkan dari adduksi ke adduksi maka abduktor shoulder akan mengontrol gerakan tersebut dan bekerja secara isotonik memanjang.
    Di tempat-tempat latihan kebugaran, kita biasa berlatih crunch, squat, push up dan lain-lain, untuk mengencangkan otot-otot pantat, paha dan pinggang (P3). Namun, jika tidak mendapatkan kemajuan dalam waktu singkat, mungkin otot-otot memerlukan tantangan yang lebih besar.
    Dalam kesempatan ini akan dibicarakan tiga cara latihan yang sebenarnya merupakan cara lama. Meskipun demikian, hasilnya cukup bagus untuk otot-otot dan persendian yang ada di bagian pantat, paha dan pinggang. Bila Anda merasa lelah ketika melakukan latihan-latihan ini karena harus melakukannya denga cara atau sikap yang bagus, jangan segan-segan untuk beristirahat sejenak.
    Gerakan-gerakannya
    1.        Agar badan tidak condong ke depan, gunakan tongkat atau gagang sapu. Beristirahatlah dengan kedua kaki terbuka selebar pinggul. Peganglah tongkat seperti terlihat dalam gambar, tepat sepanjang tulang punggung. Sebaiknya tongkat menyentuh bagian belakang kepala, bagian atas punggung dan tulang ekor.

    Secara perlahan-lahan melangkahlah dengan lebar ke depan, kaki kanan seperti akan berjalan. Bengkokkan kedua lutut kiri sejauh mungkin yang Anda bisa, tetapi masih terasa enak dan tongkat tetap menyentuh tiga titik tersebut di atas. Kemudian, kembalilah ke posisi awal. Gantilah posisi tangan dan ulangi dengan kaki yang lain. Lakukan gerakan ini 12 kali ulangan.
    2.         
    a.         Berdirilah dengan kedua kaki terbuka selebar pinggul. Kedua lutut sedikit dibengkokkan. Peganglah dumbel pada kedua tangan. Tegakkan dada dan gerakkan kedua bahu ke belakang.
    b.         Dengan otot-otot perut dikencangkan dan pinggang dan pinggang lurus, gerakkan badan bagian atas ke depan dari pinggul. Usahakan agar kedua lengan lurus. Beristirahatlah, kemudian doronglah melalui kedua tumit untuk kembali ke posisi awal. Ulangi gerakan ini 12 kali.
    3.         
    a.         Berdirilah dengan kedua kaki terbuka, sedikit lebih lebar dari pinggul. Peganglah dumbel seberat 1,5-3 kg pada setiap tangan. Kencangkan otot-otot perut dan angkatlah dada.
    b.         Posisi punggung lurus, turunkan sedikit pinggul. Bengkokkan sedikit kedua lengan dengan telapak tangan menghadap ke dalam. Secara perlahan-lahan, naikkan lengan kanan sampai ke atas kepala. Ibu jari menunjuk ke arah belakang. Kemudian, turunkan lengan dan ulangi dengan lengan kiri. Lakukan gerakan ini sebanyak 12 kali ulangan.
















    Alat Bantu Berjalan Pasien

          A.    Pengertian
    Alat bantu jalan pasien adalah alat bantu jalan yang digunakan pada penderita/pasien yang mengalami penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada anggota gerak bawah serta gangguan keseimbangan.

          B.     Jenis- Jenis Alat Bantu Jalan Pasien
    Masing-masing alat bantu jalan memiliki indikasi penggunaan dan cara penggunaan yang berbeda. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk menentukan pola berjalan dengan menggunakan alat bantujalan, antara lain kemampuan pasien untuk melangkah dengaan satu / kedua tungkai, kemampuan weight bearing dan keseimbangan pasien dengan satu kaki / kedua tungkai, dan kemampuan kedua AGA untuk mempertahankan weight bearing & keseimbangan, serta kemampuan mempertahankan tubuh dalam posisi berdiri.

    Jenis-jenis alat bantu yang dipakai di antaranya:
    1.  KRUK
    2.  WALKER
    3.  KURSI RODA
    4.  TRIPOD / QUADRIPOD
    5.  STICK

    1.       KRUK
    Kruk adalah alat bantu yang terbuat dari logam atau pun kayu dengan panjang yang cukup untuk diraih dari axilla sampai ke tanahatau lantai. Kruk memiliki permukaan cekung yang disesuaikan di bawah lengan dan sebuah balok melintang untuk tangan untuk menyangga berat badan.
    Jenis-jenis Kruk
    Pada dasarnya kruk dibagi dua yaitu kruk axilla dan kruk nonaxilla. Kruk nonaxilla dapat mentransfer 40-50% berat badan, sedangkan kruk axilla dapat mentransfer sampai 80% berat badan. Hal ini membuat kruk axilla lebih baik dalam menopang badan.
    Kruk axilla memiliki dua bidang tegak lurus yaitu penopang bahu dan pegangan tangan. Kruk tersedia dalam berbagai ukuran berbeda. Extension crutch pada kruk merupakan tambahan agar panjang kruk dapat disesuaikan, sehingga berguna pada anak-anak yang dalam proses pertumbuhan agar dapat disesuaikan dengan perubahan tinggi anak. Selain itu berguna di rumah sakit agar dapat digunakan oleh banyak orang. “Kruk ortho”  memiliki penyangga bahu yang berkontur dan pegangan tangan yang dapat disesuaikan, sehingga lebih nyaman dalam penggunaannya.
    2.       WALKER
    Walker adalah salah satu alat bantu berjalan yang kerangkanya terbuat dari bahan logam. Alat ini dilengkapi dengan dua gagang yang berfungsi sebagai tempat yang penggunaannya digunakan sebagai tempat pegangan serta menggunakan empat kaki sebagai penumpunya. Salah satu jenis walker adalah standar walker. Walker jenis ini biasanya digunakan untuk orang tua yang masih kuat mengangkat alat ini untuk berjalan, biasanya orang yang menggunakan alat ini membutuhkan bantuan dari orang lain.
    3.     KURSI RODA 
    Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat. Alat ini bisa digerakkan dengan didorong oleh pihak lain, digerakkan dengan menggunakan tangan, atau digerakkan dengan menggunakan mesin otomatis. Diperkirakan konsep pertama dari sebuah kursi roda telah diciptakan lebih dari 6.000 tahun yang lalu. 
    a.    Jenis Kursi Roda
    b.    Kursi Roda Manual
    c.    Kursi Roda Listrik 
    d.   Sejarah Awal Kursi Roda
    Bukti bahwa evolusi pemikiran manusia mampu mengatasi keterbatasan fisik manusia telah terpaparkan dengan adanya sebuah penemuan benda sebagai pembantu manusia dalam berjalan yaitu kursi roda. Kursi roda untuk pertama kalinya berbentuk ide berdasarkan fungsinya telah nampak sejak tahun 4000 sebelum masehi. Adalah di dataran Mediterania daerah Basin bagian timur yang diduga sebagai cikal bakal ditemukannya kursi roda.
    Sebagian pihak menganggap penemuan itu bukanlah kursi roda dan mereka berargumen itu hanyalah penemuan tentang sebuah furnitur bergerak. Bila ditelaah lebih jauh lagi, maka kita seharusnya mengakui penemuan di Mediterania ini sebagai awal adanya ide dasar dari kursi roda. Penemuan tentang menaruh roda di bawah suatu benda memang tidak begitu fenomenal bagi pemikiran manusia, namun bila dibayangkan penemuan itu adanya diera yang sangat jauh akan sebuah ilmu pengetahuan. Beranjak dari pemikiran masyarakat Mediterania ini kursi roda menjadi hal yang baru bagi peradaban manusia dan mulai memodifikasi fungsi dari furnitur yang dilengkapi roda.
    Perkembangan kursi beroda semenjak nampak di dataran Mediterania ini terus berlanjut dari masa ke masa. Untuk yang akan terjabarkan disini merupakan kelanjutan perkembangannya diseluruh dunia dari berbagai sudut pandang umum.
    4.        TRIPOD / QUADRIPOD
    Tongkat Kaki 4 dan kaki 3 adalah alat bantu berjalan berupa tongkat dengan kaki-kaki berjumlah 4. Tongkat bisa diatur tinggi rendahnya agar bisa digunakan oleh orang dengan segala umur. Cocok digunakan oleh Lansia dan untuk rehabilitasi setelah kecelakaan atau operasi.
    5.        STICK
    Tongkat kaki Lipat Besi Ringan dan Kuat untuk Orang Tua, adalah Tongkat kaki yang dapat dilipat manjadi pendek sehingga dapat dimasukkan ke dalam tas atau kantung plastik. Tongkat Lipat terbuat dari besi baja yang kuat namun ringan. Tinggi Tongkat kaki dapat disetel ketinggiannya menjadi 5 tingkat.
    Tehnik Pengunaan Tongkat
    1. Tehnik Turun Tangga
    a.       Pindahkan BB pada kaki yang tidak sakit.
    b.      Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan BB pada kruk.
    c.   Gerakkan kaki yang sakit ke depan.
    d.       Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.

    2.  Tehnik Naik Tangga
    a.       Pindahkan berat badan pada kruk.
    b.      Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anak tangga.
    c.       Pindahkan berat badan dari kruk ke tungkai yang tidak sakit.
    d.      Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.
    3.   Tehnik Duduk
    a.       Klien diposisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki     menyentuh kursi.
    b.      Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari kursi.
    c.       Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai yang sakit.
    d.      Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang lebih kuat.
     4.  Tehnik Naik Kendaraan
    Tubuh dirapatkan ke mobil, kemudian pegang bagian atas pintu, bokong diangkat kemudian naikkan kaki yang sakit.
    TEHNIK LATIHAN DENGAN ALAT BANTU
    Tehnik latihan jalan dengan alat bantu dapat dilakukan dengan berbagai tipe, diantaranya adalah : Full Weight Bearing ( FWB) : tehnik jalan dng cara tungkai(LE) menyangga penuh berat badan/diberi beban penuh. Tanpa alat bantu. Partial Weight Bearing (PWB) : tehnik jalan dng cara tungkai (LE) menyangga sebagian dari BB/ diberi beban sebagian pakai alat bantu. Non Weight Bearing (NWB) : tehnik jalan dng cara tungkai (LE) tidak menyangga BB/ tanpa beban.

    MANFAAT PENGGUNAAN ALAT BANTU BERJALAN PASIEN
    Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.
    Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.
    Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
    Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.










    DAFTAR PUSTAKA


    1.      Smelzer,Suzanne.C,2001.buku ajar keperawatan medikal bedah brunner dan suddarth.Ed 8.Jakarta;EGC

    2.      Doenges,Marlyn.E.1999.rencana asuhan keperawatan.Ed 3.Jakarta;EGC





    5.      http://irmansomantri.blogspot.com/