Kamis, 24 Mei 2012

TETANUS NEUNATORUM


TETANUS NEUNATORUM

1.            Definisi
Tetanus Neunatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neunatus (bayi berusia 0-1 bulan) yang disebabkan oleh Clostridium Tetani. Yaitu kuman yang mengeluarkan racun (toksin) dan menyerang sistem saraf pusat.
2.            Etiologi
Tetanus merupakan penyakit infeksi akut dan kadang sangat fatal.
Disebabkan oleh Neuro toksin (Tetano spasmin) yang dihasilkan oleh Spora Clostridium Tetani → masuk melalui luka.
Kuman C. Tetani bersifat anaerob, artinya kuman hidup dan berkembang dengan pesatdalam lingkungan yang kurang atau tidak mengandung oksigen.
Pada bayi umumnya melalui luka pada tali pusat karena pemotongan, perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat yang tidak steril, atau peawatan tali pusat yang aseptik, misalnya setelah tali pusat di potong dibubuhi abu, tanah, minyak, daun-daunan, dan sebagainya.
3.            Epidemiologi
Tetanus terdapat diseluruh dunia, tetapi insidens di negara maju sudah sangat jarang.
Penyakit tetanus ini masih merupakan masalah kesehatan di negara berkembang karena sanitasi lingkungan yang kurang baik dan immunisasi aktif yang belum mencapai sasaran.
Mortalitas sangat tinggi karena biasanya maru mendapatkan pertolongan bila keadaan bayi sudah gawat.
Penanganan yang sempurna memegang peranan penting dalam menurunkan angka mortalitas.
Penyakit tetanus neunatus masih menjadi masalah, hal ini disebabkan oleh: pertolongan persalinan bagi sebagian masyarakat masih menggunakan tenaga non profesional. Faktor lain adalah sebagian ibu yang melahirkan tidak atau belum mendapat immunisasi TT (Tetanus Toxoid) pada masa kehamilan. 
4.            Patogenesis
Clostridium tetani dalam bentuk spora masuk ketubuh melalui luka potongan tali pusat, yaitu tali pusat yang di potong menggunakan alat yang tidak steril atau perawatan tali pusat yang tidak baik.
Bila keadaan memungkinkan, misalnya luka tersebut menjadi an aerob disertai jaringan nekrosis, spora berubah menjadi vegetatif dan selanjutnya berkembang biak.
Kuman ini akan melepaskan dua macam toksin, yaitu Tetanospasmin dan Tetanolisin.
Tetanospasmin sangat mudah diikat oleh saraf, oleh karena itu disebut juga Neuro toksin.
5.            Manifestasi Klinis
Masa inkubasi berkisar antara 3-14 hari, tetapi bisa berkurang atau lebih.
Gejala klinis umumnya dimulai pada hari ke 3 sampai ke 10.
Gejala tetanus neunatorum:
-         Bayi rewel.
-         Trismus (kesukaran membuka mulut karena spasme otot maseter) sehingga sulit menetek.
-         Mulut mencucu seperti mulut ikan.
-         Kejang.
-         Kuduk kaku sampai opis totonus.
-         Kesukaran menelan akibat spasme otot laring.
-         Asfiksia dan sianosis akibat spasme otot pernafasan.
-         Bayi sadar dan gelisah.

6.            Pengobatan
Pengobatan terutama untuk memperbaiki keadaan umum, menghilangkan kejang, mengikat toksin yang masih beredar dan pemberian anti biotika terhadap infeksi.
a.            Perawatan
1.            Bayi sebaiknya dirawat oleh perawat yang cakap dan berpengalaman.
2.            Saluran pernafasan dijaga agar selalu bersih.
3.            Harus selalu tersedia O2, dan bila diperlukan dapat diberikan.
4.            Pemberian makanan melalui pemduga lambung (sonde).
5.            Bila pemberian makanan melalui sonde tidak memungkinkan maka diberikan cairan intra vena.
b.            Mengatasi kejang
Kejang dapat diatasi dengan mengurangi rangsangan atau pemberian obat anti kejang.
Obat yang dapat dipakai adalah kombinasi temobarbital dan largartil. Diazepam dosis awal 2,5 mg iv perlahan-lahan selama 2-3 menit, drip 8-10 mg/kg bb/hr.
Bila kejang masih sering timbul, boleh diberikan diazepam tambahan 2,5 mg secara intra vena perlahan-lahan dalam 24 jam. Boleh diberikan diazepam tambahan 5 mg/kg bb/hr sehingga dosis diazepam keseluruhan mencapai 15 mg/kg bb/hr.
Setelah keadaan klinik membaik, diazepam dapat diberikan peroral dan diturunkan secara perlahan.
c.            Pemberian anti toksin
Untuk mengikat toksin yang masih bebas dapat diberikan ATS (Anti Tetanus Serum) dengan dosis 10.000 satuan setiap hari selama 2 hari.
d.            Pemberian antibiotika
Untuk mengatasi infeksi dapat digunakan Penisilin 200.000 satuan setiap hari diteruskan sampai 3 hari setelah panas turun.
Ampicilin 100 mg/kg bb/hr dibagi 4 dosis iv selama 10 hari, bila terdapat gejala sepsis hendaknya penderita diobati sebagai penderita sepsis pada umumnya.Dan kalau fungsi lumbang tidak dapat dilakukan, maka penderita dapat diobati sebagai penderita meningitis bacterial.
e.            Pencegahan
Antenata :l
-         Pemberian vaksin dengan pemberian tetanus toxoid pada ibu hamil triwulan ke tiga sangat bermakna untuk memberikan proteksi pada bayi.
Intra natal:
-         Pemotongan tali pusat dengan gunting steril/DTT.
Post natal:
-         Perawatan tali pusat yang memenuhi syarat kebersihan dan aseptik.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar