MAKALAH
SISTEM PERKEMIHAN
KELOMPOK IX
1.
M.JUPRI JAPAR
2.
M. MIFTAHUZZUBAIDI
3.
WAHYU RAMADHANA
4.
L.AZHARI GAMAL INSAN
5.
FADLI IKHSAN
6. MUHAMMAD NURSAID
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN
MATARAM
2011/2012
KATA PENGANTAR
Segala
paji dan syukur kehadirat allah SWT karena atas rahmat-nyalah makalah ini di
selesaikan dengan baik.
Penulis
menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
tuhan yang maha esa dan tidak lepas dari bantuanb berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim
penilis menyadari bahwa dalam penulidan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.namun demikian,tim penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang di miliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya,tim penulis dengan rendah hati dan
dengan terbuka menerima masukan,saran,usul guna penyempurnaan makalah ini.dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat seluruh pembaca dan
teman-teman yang lain.Amin,,,,,,
21
Maret 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker adalah Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal (Marilynn E. Doenges, Rencana Askep.)
Kanker
istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam setiap bagian
tubuh. Pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan
mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. (Sue Hinchliff, Kamus
Keperawatan).
Ureter merupakan saluran
sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi,
sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter
yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Vesica urinaria, sering juga disebut
kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk menampung urine yang
berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan
lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria
terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain
seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh
darah, limfatik dan saraf.
Uretra merupakan saluran
yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju lingkungan luar. Terdapat
beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki
panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan
dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5
cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna
(otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter
externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita
hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan
bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars
pre-prostatika, pars prostatika, pars membranosa dan pars spongiosa.
·
Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum
vesicae dan aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi
otot m. sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar
prostat. Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.
·
Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus
kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding
bagian lainnya.
·
Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan
tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi
diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter
urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter (somatis).
·
Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang,
membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis.
Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.
B. TUJUAN
Tujuan
dari makalah ini adalah untuk mengetahui
1. Untuk
mengetahui apa itu defenisi dari kanker ureter, vesika urinaria, uretra
2. Untuk
mengetahui penyebab dari kanker ureter, vesika urinaria, uretra
3. Untuk
mengetahui gejala dari kanker ureter, vesika urinaria, uretra
4. Untuk
mengetahui Faktor resiko dari kanker ureter, vesika urinaria, uretra
5. Untuk
mengetahui Pemeriksaan diagnostik dari kanker ureter, vesika urinaria, uretra
6. Untuk
mengetahaui Penatalaksanaan kanker ureter, vesika urinaria, uretra
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Ureter
1.
Definisi
Kanker
dapat terjadi pada sel-sel yang melapisi pelvis
renalis dan ureter.
Kanker pada sel-sel yang melapisi pelvis renalis disebut karsinoma sel transisional.
Pelvis renalis adalah bagian ginjal yang berfungsi sebagai corong yang mengalirkan air kemih ke ureter.
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Kanker pada sel-sel yang melapisi pelvis renalis disebut karsinoma sel transisional.
Pelvis renalis adalah bagian ginjal yang berfungsi sebagai corong yang mengalirkan air kemih ke ureter.
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm
yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari
pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak
retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui
pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul
dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding
lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica
urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah
memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami
penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta
muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering
terbentuk batu/kalkulus.
2. Epidemiologi
Kanker sering
terjadi. Dapat dianggap bahwa sekitar sepuluh persen pria di atas usia enam
puluh tahun terkena kanker prostat. Di bawah lima puluh tahun, jarang atau
tidak pernah terlihat, sementara di atas tujuh puluh tahun di negara-negara
Barat, kanker ini adalah tumor ganas pada pria yang paling banyak terjadi.
Insidensinya meningkat yang untuk sebagian merupakan akibat meningkatnya diagnosis
dini dan kanker prostat tanpa gejala. Di seluruh dunia, ada banyak perbedaan
dalam hal munculnya kanker prostat. Di Asia Timur insidensinya rendah,
sedangkan di Eropa Selatan dan Amerika Latin insidensinya sedang. Dibandingkan
dengan pria kulit putih di Amerika Serikat, insidensi antara pria kulit hitam
di AS, adalah dua kali lipat, sementara pria di Jepang jarang terkena kanker
prostat, dibandingkan dengan orang kulit putih di AS.
Insidensinya
juga rendah di antara pria kulit hitam di Afrika. Hormon kelamin pria adalah
penting, bahkan merupakan syarat utama pada terjadinya kanker prostat;
pada pria yang kelenjar testisnya diangkat (kebiri), penyakit ini tidak tampak.
Perbedaan mencolok dalam insidensi ini, tentu saja menunjuk ke faktor-faktor
eksternal. Faktor mana, anehnya, tidak jelas. Tentu saja orang otomatis
mengaitkannya dengan kebiasaan makan, dengan pola mondial; lemak dan protein
berlebihan’. Namun, hal ini tidak pernah dibuktikan. Tidak ada pegangan dalam
memberikan nasihat untuk mencegah kanker ini. Satu-satunya faktor risiko yang
pasti adalah usia, tetapi penuaan tidak dapat dihambat maupun dicegah. Pada
sepuluh persen kanker prostat, ada indikasi mengenai peranan faktor keturunan.
Beberapa keluarga dipantau sesuai skema penelitian tahunan tertentu dengan
pemeriksaan rektal (DRE = digital rectal examination) dan pemeriksaan darah
(PSA = prostate spesific antigen). Jika mencurigakan, dilakukan pemeriksaan
endo-ekho, kalau perlu diikuti biopsi lewat rektum. Jika tidak dapat
ditunjukkan adanya sel-sel tumor, sesudah setahun, pemeriksaan diulang.
3. Gejala Klinis
Gejala
awal biasanya berupa hematuria (darah di dalam air kemih). Jika aliran air
kemih tersumbat, bisa terjadi nyeri kram di daerah antara tulang rusuk dan
tulang pinggul, atau di perut bagian bawah.
4. Diagnosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan urografi intravena atau urografi
retrograd.
CT
scan dapat membantu membedakan tumor dengan batu ginjal atau bekuan darah dan
menunjukkan pertumbuhan kanker.
Pemeriksaan
mikroskopik terhadap contoh air kemih bisa menunjukkan adanya sel-sel kanker.
Ureteroskopi
atau nefroskopi digunakan untuk mengamati atau kadang untuk mengobati tumor
yang kecil.
5. Terapi
Jika
kanker belum menyebar, maka dilakukan pengangkatan ginjal dan ureter (nefroureterektomi).
Tetapi jika ginjal tidak berfungsi dengan baik atau jika penderita hanya memiliki 1 ginjal, maka tidak dilakukan pengangkatan ginjal, karena penderita akan tergantung kepada dialisa.
Tetapi jika ginjal tidak berfungsi dengan baik atau jika penderita hanya memiliki 1 ginjal, maka tidak dilakukan pengangkatan ginjal, karena penderita akan tergantung kepada dialisa.
Jika
kanker telah menyebar, dilakukan kemoterapi.
B. Vesika Urinaria
1. Definisi
Vesica urinaria, sering juga disebut kandung
kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk menampung urine yang berasal dari
ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan
eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak
di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti
rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan
saraf.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk
tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum.
Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra)
serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding
vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal,
sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum
vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang
terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna
lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis
superior dan inferior. Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan
oleh a.vaginalis.
Sedangkan persarafan pada vesica urinaria
terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui
n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2.
Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang
berperan sebagai sensorik dan motorik
2.
Epidemiologi
Penyebab
yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi penelitiantelah
menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
1. Usia, resiko terjadinya kanker
kandung kemih meningkat sejalan denganpertambahan usia.
2. Merokok,merupakan faktor resiko utama
3. Lingkungan kerja
Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena
di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan
Beberapa
pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker inikarena di
tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebabkanker).
Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
-
Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis)
.-
Pemakaian siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan penyakitlainnya
.-
Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil
terdapatpada orang Asia.- Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
-
Riwayat keluargaOrang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung
kemih memilikiresiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang
mempelajari adanyaperubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko
terjadinya kanker ini
3.
Gejala Klinis
Gejalanya
bisa berupa:
- hematuria (adanya
darah dalam air kemih)
- rasa terbakar atau
rasa nyeri ketika berkemih
- desakan untuk
berkemih
- sering berkemih.
4.
Diagnosa
Tidak
ada tes screening dini yang akurat untuk menemukan penyakit ini, namun dapat
dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker. Lavase kandung kemih
dengan salin mungkin akurat. Aliran sitometri dari urine untuk memeriksa ploidi
DNA. Pielogram IV untuk mengevaluasi traktus urinarius bagian atas dan pengisian
kandung kemih. Biopsy pada daerah yang dicurigai.
· Pemeriksaan air kemih
menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker.
·
Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya ketidakteraturan
pada garis luar dinding kandung kemih.
· USG, CT scan atau MRI
bisa menunjukkan adanya kelainan dalam kandung kemih.
·
Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil
contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik.
· Kadang sistoskopi
digunakan untuk mengangkat kanker.
5.
Terapi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi rencana pengobatan mliputi jenis tumor, kedalam invasi tumor
dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadan umum klien. Factor-faktor
tersebut penting dalam rencana perawatan klien. Reseksi transurethral (TUR) dan
vulgrasi digunakan pada karsinoma insitu atau untuk lesi permukaan yang kecil.
Karena kecepatan kambuhnya tinggi, kemoterapi intravesikal atau immunoterapi
mungkin dianjurkan. Tiopeta, mitomicin, dan doksorubinsin adalah agen yang
telah digunakan untuk pengobatan intravesikal. Terapi laser juga sebuah terapi
yang mungkin untuk klien dengan lesi kecil. Reseksi kandung kemih segmental
digunakan untuk tumor besar dan tunggal pada puncak kandung kemih atau dinding
laterala atau untuk adenokarsinoma.
Ketika
tumor itu incasif atau tidak dapat ditangani atau dikontrol dengan pendekatan
yang konservatif, sistektomi adalah pengobatan pilihan. Sistektomi sederhana
pada seorang pria meliputi pengangkatan kandung kemih, prostate dan
vesicaurinaria; sedangkan pada seorang wanita meliputi pengangkatan kandung
kemih dan uretra. Iversi urinarius setelah sistektomi dapat dicapai dengan
menggunakan sebuah segmen ileum untuk membentuk sebuah salauran antara ureter
dan abdomen eksternal. Pilihan lain bagi klien mungkin pembentukan reservoir
ileum kontinen yang tidak membutuhkan apparatus penampungan eksternal.
Terapi radiasi untuk kanker kandung kemih sebagai modalitas penatalaksanaan tunggal, untuk penyakit invasive yang mempeunyai kemungkinan sembuh rta-rata 16-30%, ini lebih rendah daripada penatalaksanaan sistektomi, tetapi radiasi dapat digunakan pada klien yang tidak ditangani dengan pembedahan. Tidak ada regimen kemoterapi pasti yang telah dianjurkan untuk pengobatan kanker kemih tahap lanjut.
C.Uretra
1.
Definisi
Uretra merupakan saluran yang membawa urine
keluar dari vesica urinaria menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan
uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm
dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat),
sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria
memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari
m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars
membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki
m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Kanker
Uretra adalah suatu keganasan yang jarang terjadi, yang ditemukan di dalam
uretra. Uretra merupakan saluran tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih.
Pada wanita, panjang uretra adalah sekitar 3,75 cm dan pada pria panjang uretra
adalah sekitar 20 cm
Kanker
uretra lebih sering terjadi pada wanita. Bagian dari uretra yang terletak di
dekat lubang keluarnya disebut uretra anterior dan kanker yang bermula dari
daerah ini disebut kanker uretra anterior. Bagian dari uretra yang terletak di
dekat kandung kemih disebut uretra posterior dan kanker yang berawal di daerah
ini disebut kanker uretra posterior. Uretra posterior terletak lebih dekat
dengan kandung kemih dan jaringan lainnya, sehingga kanker di daerah ini lebih
mungkin tumbuh menembus lapisan dalam uretra dan jaringan di dekatnya. Kadang
penderita kanker kandung kemih juga menderita kanker uretra yang disebut
sebagai kanker uretra yang berhubungan dengan kanker kandung kemih.
Kanker
uretra kambuhan adalah kanker uretra yang kambuh kembali setelah diobati, bisa
kambuh di tempat yang sama atau di bagian tubuh yang lain.
Karunkulus uretra adalah pertumbuhan jinak (non-kanker) yang lebih sering terjadi, berupa pertumbuhan kecil, berwarna merah dan menimbulkan nyeri di samping lubang uretra pada wanita. Karunkulus uretra menyebabkan adanya darah dalam air kemih dan keadaan ini diatasi dengan pengangkatan melalui pembedahan.
Karunkulus uretra adalah pertumbuhan jinak (non-kanker) yang lebih sering terjadi, berupa pertumbuhan kecil, berwarna merah dan menimbulkan nyeri di samping lubang uretra pada wanita. Karunkulus uretra menyebabkan adanya darah dalam air kemih dan keadaan ini diatasi dengan pengangkatan melalui pembedahan.
2.
Epidemiologi
Meskipun
sampai saat ini penyebab pasti dari kanker kandung kemih belum
diketahui, beberapa faktor risiko untuk penyakit ini telah diidentifikasi.
Faktor risiko terbesar bagi berkembangnya kanker kandung kemih adalah merokok.
Ketika orang merokok, karsinogen diserap ke paru-paru dan masuk ke aliran darah.
Darah kemudian disaring oleh ginjal dan limbah tersebut kemudian dikonversi
dalam urin, yang kemudian akan dialirkan ke kandung kemih untuk keluar dari
tubuh. Namun, karsinogen dari tembakau tetap di sel urin dan menyebabkan
kerusakan kandung kemih, hal ini lah yang berpotensi menyebabkan kanker.
Paparan
bahan kimia tertentu juga meningkatkan risiko kanker kandung kemih. Bahan kimia
yang digunakan dalam pembuatan pewarna sangat erat kaitannya dengan
perkembangan kanker kandung kemih. Zat kimia seperti amina aromatik yang sering
digunakan di pabrik-pabrik yang memproduksi kulit, karet, cat, dan produk lain
juga dicurigai sebagai pemicu kanker kandung
kemih.
Orang
yang sering terpapar bahan-bahan seperti zat penata rambut, melukis dan
bahan percetakan lebih berpotensi kanker kandung kemih disbanding mereka yang
bekerja di industri lain. Faktor risiko lain untuk kanker kandung kemih meliputi:
·
Ras Kaukasia
·
Laki-laki dewasa
·
Pertambahan usia
·
Riwayat keluarga dengan kanker kandung
kemih
·
Kandung kemih cacat lahir
·
Peradangan kronis kandung kemih
(cystitis)
·
Tidak cukup mengkonsumsi cairan
3.
Gejala Klinis
Gejala
pertama biasanya adanya darah di dalam air kemih (hematuria), yang mungkin
hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopik atau bisa juga tampak
sebagai air kemih yang berwarna kemerahan. Aliran air kemih bisa tersumbat,
sehingga penderita mengalami kesulitan dalam berkemih atau aliran air kemih
menjadi lambat dan sedikit.
4.
Diagnosa
Dilakukan
pemeriksaan fisik untuk mengetahui dan merasakan adanya benjolan di dalam
uretra. Pada pria, sebuah sitoskopi bisa dimasukkan ke dalam penis untuk
melihat uretra. Jika ditemukan sel atau tanda-tanda kelainan, maka diambil
contoh jaringan untuk diperiksa dengan mikroskop (biopsi)
5.
Terapi
Pengobatan
untuk kanker uretra bisa dilakukan dengan cara:
Pembedahan : Terapi
penyinaran, menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya
untuk membunuh sel-sel kanker Kemoterapi, menggunakan obat-obatan untuk
membunuh sel-sel kanker.
Pembedahan
untuk mengangkat kanker uretra terdiri dari:
1. Elektrofulgurasi, menggunakan arus listrik untuk mengangkat kanker. Tumor
dan daerah di sekitarnya dibakar lalu diangkat dengan pisau bedah.
2.
Terapi laser.
3. Sistouretrektomi (pengangkatan kandung
kemih dan uretra).
Pada
pria, sebagian penis yang mengandung kanker uretra bisa diangkat melalui
pembedahan yang disebut penektomi parsial. Kadang dilakukan pengangkatan
seluruh penis (penektomi).
Setelah sebagian atau seluruh penisnya diangkat, bisa dilakukan bedah plastik untuk membuat penis yang baru .
Setelah sebagian atau seluruh penisnya diangkat, bisa dilakukan bedah plastik untuk membuat penis yang baru .
Pada
wanita bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat uretra, kandung kemih dan
vagina,
Untuk membuat vagian baru, dilakukan bedah plastik.
Untuk membuat vagian baru, dilakukan bedah plastik.
Kanker
uretra anterior
Untuk wanita:
·
Elektrofulgurasi
·
Terapi laser
·
Terapi penyinaran eksternal atau
internal
·
Terapi penyinaran diikuti oleh
pembedahan atau terapi pembedahan saja untuk mengangkat uretra dan organ di
panggul bawah (eksanterasi anterior) atau untuk mengangkat tumornya saja (jika
kecil). Dibuat saluran baru untuk membuang air kemih (diversi uriner).
Untuk pria:
· Elektrofulgurasi
· Terapi
laser
· Penektomi
parsial
· Terapi
penyinaran.
KESIMPULAN
Mendiagnosis tumor
ganas pada serviks uterus tidaklah sulit, apalagi bila tingkatannya sudah agak
lanjut. Dengan memperhatikan perubahan diplastik dari epitel servik, penanganan
yang sederhana tetapi benar akan menghindarkan wanita dari kanker serviks.
Bilamana deteksi dini dapat diupayakan, maka angka kematian wanita karena
kanker serviks pastinya akan berkurang.
Kanker
buli – buli atau juga disebut vesika urinaria (kandung kemih) merupakan
keganasan kedua setelah karisoma prostat. Tumor ini dua kali lebih banyak
mengenai laki- laki dari pada wanita pada usia lanjut. Karsinoma buli-buli yang masih dini merupakan
tumor superfisia.
Penyebab
yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui, tetapi penelitian telah
menunjukkan bahwa kanker ini memiliki faktor resiko seperti usia, resiko
terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan bertambahnya usia ,dan
merokok faktor utama.
Adapun
penanganan bagi pasien menderita penyakit buli-buli
a. Pembedahan
b. Radiasi eksternal
c.
Kemoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US:
Saunders; 2006.
2.
Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5thed.
US: FA Davis Company; 2007.
3.
Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The
McGraw-Hill Companies; 2001.
4. Mochtar
R. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jilid I. Jakarta, EGC ; 1998
5. Oxorn,
Harry. Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi Persalinan (Human Labour and
Birth). Jakarta, Yayasan Essentia Medica ; 2003.
6. Bobak
L J. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC ; 2004.
ta krain Ca ureter ja
BalasHapus