TETANUS
NEUNATORUM
1.
Definisi
Tetanus
Neunatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neunatus (bayi berusia 0-1
bulan) yang disebabkan oleh Clostridium Tetani. Yaitu kuman yang mengeluarkan
racun (toksin) dan menyerang sistem saraf pusat.
2.
Etiologi
Tetanus merupakan penyakit infeksi akut dan kadang sangat fatal.
Disebabkan oleh Neuro toksin (Tetano spasmin) yang dihasilkan oleh Spora
Clostridium Tetani → masuk melalui luka.
Kuman C. Tetani bersifat anaerob, artinya kuman hidup dan berkembang dengan
pesatdalam lingkungan yang kurang atau tidak mengandung oksigen.
Pada bayi umumnya melalui luka pada tali pusat karena pemotongan, perawatan
atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali
pusat yang tidak steril, atau peawatan tali pusat yang aseptik, misalnya
setelah tali pusat di potong dibubuhi abu, tanah, minyak, daun-daunan, dan
sebagainya.
3.
Epidemiologi
Tetanus
terdapat diseluruh dunia, tetapi insidens di negara maju sudah sangat jarang.
Penyakit
tetanus ini masih merupakan masalah kesehatan di negara berkembang karena
sanitasi lingkungan yang kurang baik dan immunisasi aktif yang belum mencapai
sasaran.
Mortalitas
sangat tinggi karena biasanya maru mendapatkan pertolongan bila keadaan bayi
sudah gawat.
Penanganan yang sempurna memegang peranan penting dalam menurunkan angka
mortalitas.
Penyakit tetanus neunatus masih menjadi masalah, hal ini disebabkan oleh:
pertolongan persalinan bagi sebagian masyarakat masih menggunakan tenaga non
profesional. Faktor lain adalah sebagian ibu yang melahirkan tidak atau belum
mendapat immunisasi TT (Tetanus Toxoid) pada masa kehamilan.
4.
Patogenesis
Clostridium
tetani dalam bentuk spora masuk ketubuh melalui luka potongan tali pusat, yaitu
tali pusat yang di potong menggunakan alat yang tidak steril atau perawatan
tali pusat yang tidak baik.
Bila keadaan
memungkinkan, misalnya luka tersebut menjadi an aerob disertai jaringan
nekrosis, spora berubah menjadi vegetatif dan selanjutnya berkembang biak.
Kuman ini akan melepaskan dua macam toksin, yaitu Tetanospasmin dan
Tetanolisin.
Tetanospasmin sangat mudah diikat oleh saraf, oleh karena itu disebut juga
Neuro toksin.
5.
Manifestasi
Klinis
Masa inkubasi
berkisar antara 3-14 hari, tetapi bisa berkurang atau lebih.
Gejala klinis umumnya dimulai pada hari ke 3 sampai ke 10.
Gejala tetanus
neunatorum:
-
Bayi
rewel.
-
Trismus
(kesukaran membuka mulut karena spasme otot maseter) sehingga sulit menetek.
-
Mulut mencucu
seperti mulut ikan.
-
Kejang.
-
Kuduk kaku sampai
opis totonus.
-
Kesukaran
menelan akibat spasme otot laring.
-
Asfiksia dan
sianosis akibat spasme otot pernafasan.
-
Bayi
sadar dan gelisah.
6.
Pengobatan
Pengobatan
terutama untuk memperbaiki keadaan umum, menghilangkan kejang, mengikat toksin
yang masih beredar dan pemberian anti biotika terhadap infeksi.
a.
Perawatan
1.
Bayi
sebaiknya dirawat oleh perawat yang cakap dan berpengalaman.
2.
Saluran
pernafasan dijaga agar selalu bersih.
3.
Harus
selalu tersedia O2, dan bila diperlukan dapat diberikan.
4.
Pemberian makanan
melalui pemduga lambung (sonde).
5.
Bila pemberian
makanan melalui sonde tidak memungkinkan maka diberikan cairan intra vena.
b.
Mengatasi
kejang
Kejang dapat
diatasi dengan mengurangi rangsangan atau pemberian obat anti kejang.
Obat yang
dapat dipakai adalah kombinasi temobarbital dan largartil. Diazepam dosis awal
2,5 mg iv perlahan-lahan selama 2-3 menit, drip 8-10 mg/kg bb/hr.
Bila kejang
masih sering timbul, boleh diberikan diazepam tambahan 2,5 mg secara intra vena
perlahan-lahan dalam 24 jam. Boleh diberikan diazepam tambahan 5 mg/kg bb/hr
sehingga dosis diazepam keseluruhan mencapai 15 mg/kg bb/hr.
Setelah
keadaan klinik membaik, diazepam dapat diberikan peroral dan diturunkan secara
perlahan.
c.
Pemberian
anti toksin
Untuk mengikat
toksin yang masih bebas dapat diberikan ATS (Anti Tetanus Serum) dengan dosis
10.000 satuan setiap hari selama 2 hari.
d.
Pemberian
antibiotika
Untuk
mengatasi infeksi dapat digunakan Penisilin 200.000 satuan setiap hari
diteruskan sampai 3 hari setelah panas turun.
Ampicilin 100
mg/kg bb/hr dibagi 4 dosis iv selama 10 hari, bila terdapat gejala sepsis
hendaknya penderita diobati sebagai penderita sepsis pada umumnya.Dan kalau
fungsi lumbang tidak dapat dilakukan, maka penderita dapat diobati sebagai
penderita meningitis bacterial.
e.
Pencegahan
Antenata :l
-
Pemberian
vaksin dengan pemberian tetanus toxoid pada ibu hamil triwulan ke tiga sangat
bermakna untuk memberikan proteksi pada bayi.
Intra natal:
-
Pemotongan tali
pusat dengan gunting steril/DTT.
Post natal:
-
Perawatan
tali pusat yang memenuhi syarat kebersihan dan aseptik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar