TUGAS
SISTEM
KARDIOVASKULER
“BURGER DEASES”
Oleh
:
NAMA
:NURSAID
NIM :10.9.1.32
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
NAHDLATUL WATHAN MATARAM
PRODI
DIII KEPERAWATAN
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayah_Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “KONSEP DOKUMENTASI DALAM
KEPERAWATAN” dapat selesai seperti yang diharapkan walaupun masih jauh dari
kesempurnaan.
Melalui
kesempatan yang baik ini,saya menyampaikan terimakasih kepada ibu ‘Ns.Eva
Zulfa,S.kep,’ selaku dosen mata kuliah “Dokumentasi Keperawatan” yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini.
Saya
menyadari makalah yang saya susun ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktf atau membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Mataram,Oktober
2012
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
Burger disease
Penyakit Buerger
(Tromboangitis Obliterans) merupakan penyakit oklusi pembuluh darah perifer
yang lebih sering terjadi di Asia dibandingkan di Negara-negara barat. Penyakit
ini merupakan penyakit idiopatik, kemungkinan merupakan kelainan pembuluh darah
karena autoimmune, panangitis yang hasil akhirnya menyebabkan stenosis dan
oklusi pada pembuluh darah.
Laporan pertama kasus
Tromboangitis Obliterans telah dijelaskan di Jerman oleh von Winiwarter
pada tahun 1879 dalam artikel yang berjudul “A strange form of endarteritis
and endophlebitis with gangrene of the feet”. Kurang lebih sekitar seperempat
abad kemudian, di Brookline New York, Leo Buerger mempublikasikan
penjelasan yang lebih lengkap tentang penyakit ini dimana ia lebih memfokuskan
pada gambaran klinis dari Tromboangitis Obliterans sebagai “presenile
spontaneous gangrene”.
Hampir 100% kasus
Tromboangitis Obliterans (kadang disebut Tromboarteritis Obliterans) atau
penyakit Winiwarter Buerger menyerang perokok pada usia dewasa muda. Penyakit
ini banyak terdapat di Korea, Jepang, Indonesia, India dan Negara lain di Asia
Selatan, Asia tenggara dan Asia Timur.
Prevalensi penyakit Buerger
di Amerika Serikat telah menurun selama separuh dekade terakhir, hal ini
tentunya disebabkan menurunnya jumlah perokok, dan juga dikarenakan kriteria
diagnosis yang lebih baik. Pada tahun 1947, prevalensi penyakit ini di Amerika
serikat sebanyak 104 kasus dari 100 ribu populasi manusia. Data terbaru,
prevalensi pada penyakit ini diperkirakan mencapai 12,6 - 20% kasus per 100.000
populasi.
Kematian yang diakibatkan
oleh Penyakit Buerger masih jarang, tetapi pada pasien penyakit ini yang terus
merokok, 43% dari penderita harus melakukan satu atau lebih amputasi pada 6-7
tahun kemudian. Data terbaru, pada bulan Desember tahun 2004 yang dikeluarkan
oleh CDC publication, sebanyak 2002 kematian dilaporkan di Amerika Serikat
berdasarkan penyebab kematian, bulan, ras dan jenis kelamin (International
Classification of Diseases, Tenth Revision, 1992), telah dilaporkan total dari
9 kematian berhubungkan dengan Tromboangitis Obliterans, dengan perbandingan
laki-laki dan perempuan adalah 2:1 dan etnis putih dan hitam adalah 8:1.
Anatomi Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri
atas 3 jenis : arteri, vena, dan kapiler.
1.
Arteri
Arteri
membawa darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai jaringan tubuh melalui
cabang-cabangnya. Arteri yang terkecil, diameternya kurang dari 0,1 mm,
dinamakan arteriol. Persatuan cabang-cabang arteri dinamakan
anastomosis. Pada arteri tidak terdapat katup.
End
arteri anatomik merupakan pembuluh darah yang cabang-cabang terminalnya tidak
mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang arteri yang memperdarahi daerah
yang berdekatan. End arteri fusngsional adalah pembuluh darah yang
cabang-cabang terminalnya mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang terminal
arteri yang berdekatan, tetapi besarnya anastomosis tidak cukup untuk
mempertahankan jaringan tetap hidup bila salah satu arteri tersumbat.
2.
Vena
Vena
adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kembali ke jantng; banyak vena
mempunyai kutub. Vena yang terkecil dinamakan venula. Vena yang lebih kecil
atau cabang-cabangnya, bersatu membentuk vena yang lebih besar, yang seringkali
bersatu satu sama lain membentuk pleksus vena. Arteri profunda tipe sedang
sering diikuti oleh dua vena masing-masing pada sisi-sisinya, dan dinamakan venae
cominantes.
3.
Kapiler
Kapiler
adalah pembuluh mikroskopik yang membentuk jalinan yang menghubungkan arteriol
dengan venula. Pada beberapa daerah tubuh, terutama pada ujung-ujung jari dan
ibu jari, terdapat hubungan langsung antara arteri dan vena tanpa diperantai
kapiler. Tempat hubungan seperti ini dinamakan anastomosis arteriovenosa.
Gambar 1. Anatomi pembuluh darah
Histologi Struktur
Pembuluh Darah secara umum
Tunica intima. merupakan lapisan yang kontak langsung dengan darah.
Lapisan ini dibentuk terutama oleh sel endothel.
Tunica media. Lapisan yang berada diantara tunika media dan
adventitia, disebut juga lapisan media. Lapisan ini terutama dibentuk oleh sel otot
polos dan and jaringan elastic.
Tunica adventitia. Merupakan Lapisan yang paling luar yang tersusun oleh
jaringan ikat.
Gambar 2. Histologi pembuluh darah
Definisi
Penyakit Buerger atau
Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit oklusi kronis pembuluh darah
arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang. Terutama mengenai pembuluh
darah perifer ekstremitas inferior dan superior. Penyakit pembuluh darah arteri
dan vena ini bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat
dalam.
Penyakit
Tromboangitis Obliterans merupakan kelainan yang mengawali terjadinya obstruksi
pada pembuluh darah tangan dan kaki. Pembuluh darah mengalami konstriksi atau
obstruksi sebagian yang dikarenakan oleh inflamasi dan bekuan sehingga
mengurangi aliran darah ke jaringan.
Gambar 3. Buerger Disease
Etiologi
Penyebabnya
tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial serta tidak ada
hubungannya dengan penyakit Diabetes Mellitus. Penderita penyakit ini umumnya
perokok berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang pada usia
sekolah . Penghentian kebiasaan merokok memberikan perbaikan pada penyakit ini.
Walaupun penyebab penyakit
Buerger belum diketahui, suatu hubungan yang erat dengan penggunaan tembakau
tidak dapat disangkal. Penggunaan maupun dampak
dari tembakau berperan penting dalam mengawali serta berkembangnya penyakit
tersebut. Hampir sama dengan penyakit autoimune lainnya, Tromboangitis
Obliterans dapat memiliki sebuah predisposisi genetik tanpa penyebab mutasi gen
secara langsung. Sebagian besar peneliti mencurigai bahwa penyakit imun adalah
suatu endarteritis yang dimediasi sistem imun.
Patogenesis
Mekanisme
penyebaran penyakit Buerger sebenarnya belum jelas, tetapi beberapa penelitian
telah mengindikasikan suatu implikasi fenomena imunologi yang mengawali tidak
berfungsinya pembuluh darah dan wilayah sekitar thrombus. Pasien dengan
penyakit ini memperlihatkan hipersensitivitas pada injeksi intradermal ekstrak
tembakau, mengalami peningkatan sel yang sangat sensitive pada kolagen tipe I
dan III, meningkatkan serum titer anti endothelial antibody sel , dan merusak
endothel terikat vasorelaksasi pembuluh darah perifer. Meningkatkan prevalensi
dari HLA-A9, HLA-A54, dan HLA-B5 yang dipantau pada pasien ini, yang diduga
secara genetic memiliki penyakit ini.
Akibat
iskemia pembuluh darah (terutama ekstremitas inferior), akan terjadi perubahan
patologis : (a) otot menjadi atrofi atau mengalami fibrosis, (b) tulang
mengalami osteoporosis dan bila timbul gangren maka terjadi destruksi tulang
yang berkembang menjadi osteomielitis, (c) terjadi kontraktur dan atrofi, (d)
kulit menjadi atrofi, (e) fibrosis perineural dan perivaskular, (f) ulserasi
dan gangren yang dimulai dari ujung jari.
Manifestasi klinis
Gambaran
klinis Tromboangitis Obliterans terutama disebabkan oleh iskemia. Gejala yang
paling sering dan utama adalah nyeri yang bermacam-macam tingkatnya.
Pengelompokan Fontaine tidak dapat digunakan disini karena nyeri terjadi justru
waktu istirahat. Nyerinya bertambah pada waktu malam dan keadaan dingin, dan
akan berkurang bila ekstremitas dalam keadaan tergantung. Serangan nyeri juga
dapat bersifat paroksimal dan sering mirip dengan gambaran penyakit Raynaud.
Pada keadaan lebih lanjut, ketika telah ada tukak atau gangren, maka nyeri
sangat hebat dan menetap.
Manifestasi
terdini mungkin klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) lengkung kaki yang
patognomonik untuk penyakit Buerger. Klaudikasi kaki merupakan cermin penyakit
oklusi arteri distal yang mengenai arteri plantaris atau tibioperonea. Nyeri
istirahat iskemik timbul progresif dan bisa mengenai tidak hanya jari kaki,
tetapi juga jari tangan dan jari yang terkena bisa memperlihatkan tanda
sianosis atau rubor, bila bergantung. Sering terjadi radang lipatan kuku dan
akibatnya paronikia. Infark kulit kecil bisa timbul, terutama pulpa phalang
distal yang bisa berlanjut menjadi gangren atau ulserasi kronis yang nyeri.
Tanda
dan gejala lain dari penyakit ini meliputi rasa gatal dan bebal pada tungkai
dan penomena Raynaud ( suatu kondisi dimana ekstremitas distal : jari, tumit,
tangan, kaki, menjadi putih jika terkena suhu dingin). Ulkus dan gangren pada
jari kaki sering terjadi pada penyakit buerger (gambar 4). Sakit mungkin sangat
terasa pada daerah yang terkena.
Gambar 4. Manifestasi Klinis Buerger Disease
Perubahan kulit seperti
pada penyakit sumbatan arteri kronik lainnya kurang nyata. Pada mulanya kulit hanya tampak memucat ringan terutama
di ujung jari. Pada fase lebih lanjut tampak vasokonstriksi yang ditandai
dengan campuran pucat-sianosis-kemerahan bila mendapat rangsangan dingin.
Berbeda dengan penyakit Raynaud, serangan iskemia disini biasanya unilateral.
Pada perabaan, kulit sering terasa dingin. Selain itu, pulsasi arteri yang
rendah atau hilang merupakan tanda fisik yang penting.
Tromboflebitis
migran superfisialis dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum tampaknya
gejala sumbatan penyakit Buerger. Fase akut menunjukkan kulit kemerahan,
sedikit nyeri, dan vena teraba sebagai saluran yang mengeras sepanjang beberapa
milimeter sampai sentimeter di bawah kulit. Kelainan ini sering muncul di
beberapa tempat pada ekstremitas tersebut dan berlangsung selama beberapa
minggu. Setelah itu tampak bekas yang berbenjol-benjol. Tanda ini tidak terjadi
pada penyakit arteri oklusif, maka ini hampir patognomonik untuk tromboangitis
obliterans.
Gejala
klinis Tromboangitis Obliterans sebenarnya cukup beragam. Ulkus dan gangren
terjadi pada fase yang lebih lanjut dan sering didahului dengan udem dan
dicetuskan oleh trauma. Daerah iskemia ini sering berbatas tegas yaitu pada
ujung jari kaki sebatas kuku. Batas ini akan mengabur bila ada infeksi sekunder
mulai dari kemerahan sampai ke tanda selulitis.
Gambar
5 merupakan gambar jari pasien penyakit Buerger yang telah terjadi gangren.
Kondisi ini sangat terasa nyeri dan dimana suatu saat dibutuhkan amputasi pada
daerah yang tersebut.
Gambar 5. Ujung jari pada Buerger Disease
Perjalanan penyakit ini
khas, yaitu secara bertahap bertambah berat. Penyakit berkembang secara intermitten, tahap demi tahap,
bertambah falang demi falang, jari demi jari. Datangnya serangan baru dan jari mana yang bakal
terserang tidak dapat diramalkan. Morbus buerger ini mungkin mengenai satu kaki
atau tangan, mungkin keduanya. Penderita biasanya kelelahan dan payah sekali
karena tidurnya terganggu oleh nyeri iskemia.
Kriteria Diagnosis
Diagnosis
pasti penyakit Tromboangitis Obliterans sering sulit jika kondisi penyakit ini
sudah sangat parah. Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan kriteria
diagnosis walaupun kriteria tersebut kadang-kadang berbeda antara penulis yang
satu dengan yang lainnya.
Beberapa hal di bawah
ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis penyakit Buerger :
1.
Adanya tanda insufisiensi arteri
2.
Umumnya pria dewasa muda
3.
Perokok berat
4. Adanya
gangren yang sukar sembuh
5.
Riwayat tromboflebitis yang berpindah
6.
Tidak ada tanda arterosklerosis di tempat lain
7.
Yang terkena biasanya ekstremitas bawah
8.
Diagnosis pasti dengan patologi anatomi
Sebagian
besar pasien (70-80%) yang menderita penyakit Buerger mengalami nyeri iskemik
bagian distal saat istirahat dan atau ulkus iskemik pada tumit, kaki atau
jari-jari kaki.
Gambar 6. Kaki dari penderita dengan penyakit Buerger. Ulkus iskemik pada jari kaki pertama, kedua dan kelima.
Walaupun kaki kanan penderita ini kelihatan normal, dengan angiographi aliran
darah terlihat terhambat pada kedua kakinya.
Gambar 7. Tromboplebitis superficial jempol kaki pada
penderita dengan penyakit buerger.
Penyakit Buerger’s juga
harus dicurigai pada penderita dengan satu atau lebih tanda klinis berikut ini
:
a. Jari iskemik yang nyeri
pada ekstremitas atas dan bawah pada laki-laki dewasa muda dengan riwayat
merokok yang berat.
b. Klaudikasi kaki
c. Tromboflebitis
superfisialis berulang
d. Sindrom Raynaud
Diagnosis Banding
Penyakit Buerger harus
dibedakan dari penyakit oklusi arteri kronik aterosklerotik. Keadaan terakhir
ini jarang mengenai ekstremitas atas. Penyakit oklusi aterosklerotik diabetes
timbul dalam distribusi yang sama seperti Tromboangitis Obliterans, tetapi
neuropati penyerta biasanya menghalangi perkembangan klaudikasi kaki.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak terdapat pemeriksaan
laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis penyakit Buerger. Tidak seperti
penyakit vaskulitis lainnya, reaksi fase akut (seperti angka sedimen eritrosit
dan level protein C reaktif) pasien penyakit Buerger adalah normal.
Pengujian yang
direkomendasikan untuk mendiagnosis penyebab terjadinya vaskulitis termasuk
didalamnya adalah pemeriksaaan darah lengkap; uji fungsi hati; determinasi
konsentrasi serum kreatinin, peningkatan kadar gula darah dan angka sedimen,
pengujian antibody antinuclear, faktor rematoid, tanda-tanda serologi pada
CREST (calcinosis cutis, Raynaud phenomenon, sklerodaktili and telangiektasis)
sindrom dan scleroderma dan screening untuk hiperkoagulasi, screening ini
meliputi pemeriksaan antibodi antifosfolipid dan homocystein pada pasien
buerger sangat dianjurkan.
Angiogram pada ekstremitas
atas dan bawah dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit Buerger. Pada
angiografii tersebut ditemukan gambaran “corkscrew” dari arteri yang
terjadi akibat dari kerusakan vaskular, bagian kecil arteri tersebut pada
bagian pergelangan tangan dan kaki. Angiografi juga dapat menunjukkan oklusi
(hambatan) atau stenosis (kekakuan) pada berbagai daerah dari tangan dan kaki.
Gambar 8. Sebelah kiri merupakan angiogram normal.
Gambar sebelah kanan merupakan angiogram abnormal dari arteri tangan yang
ditunjukkan dengan adanya gambaran khas “corkscrew” pada daerah lengan.
Perubahannya terjadi pada bagian kecil dari pembuluh darah lengan kanan bawah
pada gambar (distribusi arteri ulna).
Penurunan
aliran darah (iskemi) pada tangan dapat dilihat pada angiogram. Keadaan ini
akan memgawali terjadinya ulkus pada tangan dan rasa nyeri.
Gambar 9. hasil angiogram abnormal dari tangan
Meskipun iskemik
(berkurangannya aliran darah) pada penyakit Buerger terus terjadi pada
ekstrimitas distal yang terjadi, penyakit ini tidak menyebar ke organ lainnya ,
tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya. Saat terjadi ulkus dan gangren pada
jari, organ lain sperti paru-paru, ginjal, otak, dan traktus gastrointestinal
tidak terpengaruh. Penyebab hal ini terjadi belum diketahui.
Pemeriksaan dengan Doppler
dapat juga membantu dalam mendiagnosis penyakit ini, yaitu dengan mengetahui
kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah.
Pada pemeriksaan
histopatologis, lesi dini memperlihatkan oklusi pembuluh darah oleh trombus
yang mengandung PMN dan mikroabses; penebalan dinding pembuluh darah secara
difus. LCsi yang lanjut biasanya memperlihatkan infiltrasi limfosit dengan
rekanalisasi.
Metode penggambaran secara
modern, seperti computerize tomography (CT) dan Magnetic resonance imaging
(MRI) dalam diagnosis dan diagnosis banding dari penyakit Buerger masih belum
dapat menjadi acuan utama. Pada pasien dengan ulkus kaki yang dicurigai
Tromboangitis Obliterans, Allen test sebaiknya dilakukan untuk mengetahui
sirkulasi darah pada tangan dan kaki.
Terapi
Terapi medis penderita
penyakit Buerger harus dimulai dengan usaha intensif untuk meyakinkan pasien
untuk berhenti merokok. Jika pasien berhasil berhenti merokok, maka penyakit
ini akan berhenti pada bagian yang terkena sewaktu terapi diberikan. Sayangnya,
kebanyakan pasien tidak mampu berhenti merokok dan selalu ada progresivitas
penyakit. Untuk pembuluh darahnya dapat dilakukan dilatasi (pelebaran) dengan
obat vasodilator, misalnya Ronitol yang diberikan seumur hidup. Perawatan luka
lokal, meliputi mengompres jari yang terkena dan menggunakan enzim proteolitik
bisa bermanfaat. Antibiotic diindikasikan untuk infeksi sekunder.
Terapi bedah untuk
penderita buerger meliputi debridement konservatif jaringan nekrotik atau
gangrenosa , amputasi konservatif dengan perlindungan panjang maksimum bagi
jari atau ekstremitas, dan kadang-kadang simpatektomi lumbalis bagi telapak
tangan atau simpatetomi jari walaupun kadang jarang bermanfat.
Revaskularisasi arteri pada
pasien ini juga tidak mungkin dilakukan sampai terjadi penyembuhan pada bagian
yang sakit. Keuntungan dari bedah langsung (bypass) pada arteri distal juga
msih menjadi hal yang kontroversial karena angka kegagalan pencangkokan tinggi.
Bagaimanapun juga, jika pasien memiliki bebrapa iskemik pada pembuluh darah
distal, bedah bypass dengan pengunaan vena autolog sebaiknya dipertimbangkan.
Gambar 10. Bypass arteri
Simpatektomi dapat
dilakukan untuk menurunkan spasma arteri pada pasien penyakit Buerger. Melalui
simpatektomi dapat mengurangi nyeri pada daerah tertentu dan penyembuhan luka
ulkus pada pasien penyakit buerger tersebut, tetapi untuk jangka waktu yang lama
keuntungannya belum dapat dipastikan.
Simpatektomi lumbal
dilakukan dengan cara mengangkat paling sedikit 3 buah ganglion simpatik, yaitu
Th12, L1 dan L2. Dengan ini efek vasokonstriksi akan dihilangkan dan pembuluh
darah yang masih elastis akan melebar sehingga kaki atau tangan dirasakan lebih
hangat.
Terapi bedah terakhir untuk
pasien penyakit Buerger (yaitu pada pasien yang terus mengkonsumsi tembakau)
adalah amputasi tungkai tanpa penyembuhan ulcers, gangrene yang progresif, atau
nyeri yang terus-menerus serta simpatektomi dan penanganan lainnya gagal.
Hidarilah amputasi jika memungkinkan, tetapi, jika dibutuhkan, lakukanlah
operasi dengan cara menyelamatkan tungkai kaki sebanyak mungkin.
Beberapa usaha berikut sangat penting untuk
mencegah komplikasi dari penyakit buerger:
- Gunakanlah alas kaki yang
dapat melindungi untuk menghindari trauma kaki dan panas atau juga luka karena
kimia lainnya.
- Lakukanlah perawatan
lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis untuk menghindari infeksi
- Menghindar dari
lingkungan yang dingin
-
Menghindari obat yang dapat memicu vasokontriksi
Prognosis
Pada pasien yang berhenti
merokok, 94% pasien tidak perlu mengalami amputasi; apalagi pada pasien yang
berhenti merokok sebelum terjadi gangrene, angka kejadian amputasi mendekati
0%. Hal ini tentunya sangat berbeda sekali dengan pasien yang tetap merokok,
sekitar 43% dari mereka berpeluang harus diamputasi selama periode waktu 7
sampai 8 tahun kemudian, bahkan pada mereka harus dilakukan multiple amputasi.
Pada pasien ini selain umumnya dibutuhkan amputasi tungkai, pasien juga terus
merasakan klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) atau fenomena raynaud’s
walaupun sudah benar-benar berhenti mengkonsumi tembakau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar