BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menstuasi merupakan siklus
alamiah tubuh wanita untuk reproduksi. Sangatlah penting bagi setiap wanita
untuk mengetahui semua hal mengenai menstruasi terutama bagi mereka yang
pertama kali mengalaminya. Anak-anak perempuan yang tidak mengenal tubuh mereka
dan proses reproduksi dapat mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya
penyakit atau bahkan hukuman akan tingkah laku yang buruk. Anak-anak perempuan
yang tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal
dapat mengalami rasa malu yang amat dan perasaan kotor saat menstruasi pertama
mereka. Bahkan saat menstruasi akhirnya dikenali sebagai proses yang normal,
perasaan kotor dapat tinggal sampai masa dewasa. Namun, dalam tahun-tahun
belakangan ini pendidikan anatomi dan fisiologi yang lebih baik telah
menjadikan penerimaan akan menstruasi. Malahan banyak wanita yang melihat
menstruasi dengan bangga sebagai proses yang hanya terjadi pada wanita.
Beberapa keluarga bahkan memiliki perayaan khusus untuk menghormati kedewasaan
seorang wanita muda.
Premenstrual syndrome
(PMS) dapat dihubungkan dengan siklus ovulasi, karenaitu gejala-gejala PMS dapat
terjadi kapan saja setelah menarche dan berlanjuthingga ovulasi berhenti pada saat
menopause. Sebagian besar pasien yang mencaripengobatan untuk PMS berusia
antara pertengahan 20-an sampai dengan akhir 30-an, meskipun banyak wanita
melaporkan mengalami gejala-gejala PMS lebih awal(Freeman, 2007).Faktor
resiko yang paling berhubungan dengan PMS adalah faktor peningkatanumur,
penelitian menemukan bahwa sebagian besar wanita yang mencari pengobatan PMS adalah
mereka yang berusia lebih dari 30 tahun (Cornforth, 2000). Walaupunada fakta
yang mengungkapkan bahwa sebagian remaja mengalami gejala-gelaja yangsama dan
kekuatan PMS yang sama sebagaimana yang dialami oleh wanita yang lebihtua
(Freeman, 2007).Sedangkan dalam suatu penelitian pada tahun 1994 yang
melibatkan 874 wanitadi Virginia menggambarkan bahwa wanita yang berusia antara
35-44 tahun lebih jarang menderita PMS jika dibandingkan
dengan wanita yang lebih muda (Deuster,1999).Menurut teori perkembangan
psikososial Erikson, dikuitip dari Whalley &Wong’s (1999), tahap
perkembangan manusia menurut umur dibagi dalam delapantahapan. Tiga diantaranya
yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu :a.Adolescence/remaja
(13-20 tahun)Pada masa ini hubungan sosial utama bagi anak sudah beralih
padakelompok sebaya dan kelompok luar yang se-ide dengannya.b.Early adult hood/dewasa awal (21-35 tahun).
Wanita dengan prementruasi sindrom
mengalami berbagai variasi gejala fisik dan psikis 2 hingga 14 hari sebelum
siklus menstruasi. Gejala-gejala premenstruasi sindrom menghilang setelah
datangnya menstruasi. Diperkirakan sekitar 75% wanita mengalami premenstruasi
sindrom, dan 20-50% diantaranya ditengarai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Sekitar 3-5% yang mengalami episode “tidak berdaya” (referensi lain menyebutkan
10% mengalami gangguan berat). Owen (Consultant Obstetrician and Gynaecologist)
dalam Cakmoki (2007) menyebutkan bahwa penetapan berat ringannya premenstruasi
sindrom berubah-ubah tergantung pada terganggunya aktifitas sehari-hari. Bagi
wanita yang sangat mengenali dirinya sendiri dan dapat mengelolanya, boleh jadi
premenstruasi sindrom tidaklah terlalu mengganggu. Tak jarang, wanita mengenali
premenstruasi sindrom dan askes yang merugikan diri sendiri serta orang
sekitarnya, tidak mudah untuk mengendalikannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Premenstruasi Sindrom
Premenstruasi sindrom adalah sekelompok gejala yang terjadi menjelang periode menstruasi. Gejala ini bisa fisik, perilaku atau keduanya. Setiap wanita mengalami gejala yang berbeda. Kenyataan, ada lebih dari seratus lima puluh gejala terkait dengan sindrom premenstruasi ini. Gejala-gejala ini berlangsung beberapa hari sebelum menstruasi. Pada beberapa kasus, gejala ini juga muncul pada hari pertama atau kedua menstruasi (Ramaiah, 2006).
Sindrom premenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik maupun tingkah laku yang timbul pada pertengahan siklus menstruasi, dan disusul dengan periode tanpa gejala (Mary, 2006)
Premenstruasi sindrom adalah gejala-gejala yang dialami wanita sehingga fungsi normal wanita dan hubugan antar pribadinya terganggu (terutama dilingkungan keluarga ) (Glasier, 2005).
B.
Etiologi
Penyebab
pasti premenstruasi sindrom tidak jelas, tapi kondisi berikut diyakini sebagai
penyebab premenstruasi sindrom menurut Ramaiah (2006).
1. Rendahnya progesterone
2. tertahannya cairan
Banyak
wanita merasa “berat” atau kembung beberapa hari sebelum menstruasi ini karena
tubuh mengeluarkan cairan lebih sedikit perharinya sebelum menstruasi.
Tertahannya cairan dalam otak diyakini menyebabkan perubahan suasana hati,
tertahannya cairan dalam payudara menyebabkan nyeri payudara dan tertahannya
cairan dalam saluran percernaan bisa menyebabkan gangguan sistem pencernaan.
3. Kekurangan vitamin
Vitamin B6 memiliki banyak fungsi dalam tubuh salah satunya adalah pembentukan hormon yang penting untuk fungsi otak. Jadi, ketika vitamin B6 tidak memadai, beberapa hormon untuk otak juga tidak mencukupi.
Vitamin B6 memiliki banyak fungsi dalam tubuh salah satunya adalah pembentukan hormon yang penting untuk fungsi otak. Jadi, ketika vitamin B6 tidak memadai, beberapa hormon untuk otak juga tidak mencukupi.
4. Tingkat glukosa rendah
Sebagian besar wanita memiliki tingkat glukosa lebih rendah dalam darah mereka sebelum menstruasi dimulai tingkat glukosa kembali normal setelah menstruasi.
Sebagian besar wanita memiliki tingkat glukosa lebih rendah dalam darah mereka sebelum menstruasi dimulai tingkat glukosa kembali normal setelah menstruasi.
5. Alergi hormon
Menjelang periode menstruasi, tingkat progesteron meningkat. Banyak wanita diyakini alergi terhadap progesteron.
Menjelang periode menstruasi, tingkat progesteron meningkat. Banyak wanita diyakini alergi terhadap progesteron.
6. Tingkat prolaktin lebih tinggi
Prolaktin adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary. Hormon ini merangsang perkembangan pertumbuhan payudara. Semua bukti yang mendukung teori-teori bersifat tidak langsung, bukti defisiensi serotonin berasal dari riset yang memperlihatkan a) kadar serotonin darah perifer berkurang b) selective serotonin re-uptake inhibitor, (SSRI) menurunkan gejala.
Apabila filosofi yang luas pada teori-teori ini benar, maka tampak bahwa siklus ovulasi normal menjadi pemicu untuk kejadian pada wanita yang memiliki respon abnormal terhadap progesterone (atau steroid terkait) yang dapat disebabkan oleh defisiensi fungsi serotonin. Dengan demikian, premenstruasi sindrom adalah suatu gangguan psikoneuro endokrin yang berespon terhadap pemicu yaitu steroid ovarium sehingga pendekatan untuk mengobatinya dimasukan ke dalam dua kategori umum :
1) Memperbaiki anomaly neuroendokrin
2) Menekan (atau memodulasi) pemicu di ovarium
c. Tanda dan Gejala Premenstruasi Sindrom
1. Tanda dan gejala premenstruasi
sindrom yaitu emosi meliputi, sedih, cemas, marah, kesal, suasanahati tak
menentu. Nyeri meliputi, sakit kepala, payudara lunak, nyeri sendi dan otot.
Perilaku meliputi motivasi rendah, efisiensi rendah, tidak mau bersosialisasi
dengan orang lain. Perubahan kulit seperti, jerawat, kulit berminyak, rambut
lepek rambut kering (Ramaiah, 2006)
2. Tanda dan gejala premenstruasi sindrom dalam
literature dilaporkan beragam gejala-gejala tersebut mungkin bersifat
psikologis dan berkaitan dengan perilaku atau somatic. Sampai sebanyak 200
gejala pernah dilaporkan. Gejala psikologis yang khas adalah agresi,
ketegangan, depresi, yang berubah-ubah dan perasaan lepas kendali. Gejala fisik
yang sering dilaporkan adalah rasa kembung serta pembengkakan dan nyeri
payudara. (Glasier, 2005)
C.
Tanda dan Gejala
a. Tanda-tanda “badai” psikis:
a. Tanda-tanda “badai” psikis:
1. Gelisah, cemas, takut sendirian,
suasana hati serba tak nyaman, rasa lelah dan letih, cemberut, rasa mau marah,
mudah marah
2. Kepribadian seakan sirna, hilangnya rasa
percaya diri, kurang konsentrasi, mudah menangis terhadap hal-hal kecil
3. Depresi, perasaan tertekan, mudah tersinggung,
kadang agresif, marah (meledak-ledak) .
b. Tanda-tanda “badai” fisik:
-
Payudara
melunak (kadang sakit)
-
Perut
mengembang, kembung
-
Badan
terasa berat
-
Kaki
dan sendi terasa lunglai
-
Sakit
kepala, dapat juga migraine, dll
D.
Penatalaksanaan
Penanganan premenstruasi sindrom dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
Penanganan premenstruasi sindrom dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
1. therapy non hormon
a. Diet
Harus mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dengan banyak sayuran dan buah segar. Beberapa wanita mengalami pengurangan gejala setelah makan karbohidrat dan garam lebih banyak. Sereal seperti nasi, gandum, jagung dan sebagainya adalah sumber makanan yang kaya karbohidrat. Minum lebih dari lima hingga enam gelas teh perharinya meningkatkan keparahan gejala pada beberapa wanita. Karena itu harus menghindari minum teh terlalu banyak pada paruh kedua siklus menstruasi.
Harus mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dengan banyak sayuran dan buah segar. Beberapa wanita mengalami pengurangan gejala setelah makan karbohidrat dan garam lebih banyak. Sereal seperti nasi, gandum, jagung dan sebagainya adalah sumber makanan yang kaya karbohidrat. Minum lebih dari lima hingga enam gelas teh perharinya meningkatkan keparahan gejala pada beberapa wanita. Karena itu harus menghindari minum teh terlalu banyak pada paruh kedua siklus menstruasi.
b. Olahraga
Berolahraga setidaknya 3 hingga 4 kali seminggu, khususnya selama paruh kedua siklus menstruasi. Riset menunjukan bahwa wanita yang berolahraga teratur lebih kecil kemungkinannya untuk marah atau depresi. Olahraga juga meningkatkan sekresi hormone dan pemanfaatannya, khususnya esterogen.
Berolahraga setidaknya 3 hingga 4 kali seminggu, khususnya selama paruh kedua siklus menstruasi. Riset menunjukan bahwa wanita yang berolahraga teratur lebih kecil kemungkinannya untuk marah atau depresi. Olahraga juga meningkatkan sekresi hormone dan pemanfaatannya, khususnya esterogen.
c. MengurangiStres
Stress meningkatkan beratnya gejala sindrom premenstruasi, karena itu harus menghindari stress dengan latihan teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi secara teratur.
Stress meningkatkan beratnya gejala sindrom premenstruasi, karena itu harus menghindari stress dengan latihan teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi secara teratur.
d. Diuretik
Diuretik adalah obat-obatan yang berfungsi mengeluarkan lebih banyak air dari tubuh. Obat-obatan ini diberikan dalam dosis kecil bila gejala utamanya rasa kembung dan tubuh terasa berat. Obat-obatan ini tidak memiliki efek samping yang serius pada dosis kecil. Diuretic bisa menyebabkan pusing, sempoyong, malas dan mulut terasa kering.
Diuretik adalah obat-obatan yang berfungsi mengeluarkan lebih banyak air dari tubuh. Obat-obatan ini diberikan dalam dosis kecil bila gejala utamanya rasa kembung dan tubuh terasa berat. Obat-obatan ini tidak memiliki efek samping yang serius pada dosis kecil. Diuretic bisa menyebabkan pusing, sempoyong, malas dan mulut terasa kering.
e. Psikotherapi
Therapy perilaku kognitif telah semakin luas diterima, terutama diantara para psikolog klinis. Terdapat beberapa studi terkontrol yang membuktikan efektivitas psikotherapi, tetapi sebagian studi tidak dapat membuktikannya.
Therapy perilaku kognitif telah semakin luas diterima, terutama diantara para psikolog klinis. Terdapat beberapa studi terkontrol yang membuktikan efektivitas psikotherapi, tetapi sebagian studi tidak dapat membuktikannya.
f. Obat psikotropik
Golongan benzodiazepine, litium, penghambat monoamine oksidasi, dan anti depresan trisiklik pernah dicoba dan dinilai dalam sejumlah kecil uji.
Golongan benzodiazepine, litium, penghambat monoamine oksidasi, dan anti depresan trisiklik pernah dicoba dan dinilai dalam sejumlah kecil uji.
g. Inhibitor prostaglandin
Asam mafenamat dan natrium naproksen telah dikaji dalam lima uji control acak. Semua melaporkan perbaikan gejala yang bermakna. Banyak pengidap premenstruasi sindro juga mengeluh disfungsi menstruasi sehingga terapi untuk yang terakhir mungkin memperbaiki keadaan umum secara keseluruhan.
Asam mafenamat dan natrium naproksen telah dikaji dalam lima uji control acak. Semua melaporkan perbaikan gejala yang bermakna. Banyak pengidap premenstruasi sindro juga mengeluh disfungsi menstruasi sehingga terapi untuk yang terakhir mungkin memperbaiki keadaan umum secara keseluruhan.
2. Terapi Hormon
a. Progesteron
Obat pemancing atau perangsang jarang menyebabkan infeksi dan ruam di vagina, kram pada abdomen. Iritasi setempat atau tingginya gas di perut bila dimasukkan dalam anus.
Obat pemancing atau perangsang jarang menyebabkan infeksi dan ruam di vagina, kram pada abdomen. Iritasi setempat atau tingginya gas di perut bila dimasukkan dalam anus.
b. Estrogen
Supresi ovulasi dengan koyo dan implant estradiol telah meunjukkan bermanfaat. Apabila diberikan peroral tampaknya estrogen tidak memperlihatkan mnfaat dibandingkan dengan placebo.
Supresi ovulasi dengan koyo dan implant estradiol telah meunjukkan bermanfaat. Apabila diberikan peroral tampaknya estrogen tidak memperlihatkan mnfaat dibandingkan dengan placebo.
c. Pil kontrasepsi oral
Empat uji gagal mempelihatkan superioritas dibandingkan dengan placebo. Dalam teori, terapi pil terus menerus seharusnya efektif tetapi dalam hal ini belum diteliti. Karena banyak wanita muda menginginkan pil untuk kontrasepsi. Maka secara empiris terapi ini tampak bermanfaat untuk dicoba.
Empat uji gagal mempelihatkan superioritas dibandingkan dengan placebo. Dalam teori, terapi pil terus menerus seharusnya efektif tetapi dalam hal ini belum diteliti. Karena banyak wanita muda menginginkan pil untuk kontrasepsi. Maka secara empiris terapi ini tampak bermanfaat untuk dicoba.
d. Danazol
Obat ini efektif untuk depresi, kembung, nyeri payudara dan gangguan emosional. Danazol tidak mengubah siklus menstruasi dalam dosis-sosis yang dianjurkan untuk perawatan sindrom premenstruasi. Efek sampingnya adalah penambahan berat badan, kram otot dan ruam kulit.
Obat ini efektif untuk depresi, kembung, nyeri payudara dan gangguan emosional. Danazol tidak mengubah siklus menstruasi dalam dosis-sosis yang dianjurkan untuk perawatan sindrom premenstruasi. Efek sampingnya adalah penambahan berat badan, kram otot dan ruam kulit.
e. Bormokriptin
Obat ini dianjurkan untuk pembengkakan dan nyeri di payudara. Biasanya diberikan selama paruh kedua siklus menstruasi.
Obat ini dianjurkan untuk pembengkakan dan nyeri di payudara. Biasanya diberikan selama paruh kedua siklus menstruasi.
f. Lithium Karbonat
Obat ini kadang diresepkan untuk mengontrol perilaku abnormal berulang terkait dengan sindrom premenstruasi. Ini bisa menimbulkan efek samping ringan seperti letih, lemah otot, tangan gemetari, kencing berlebihan, haus, pusing, mual muntah dan diare. Lithium karbonat diberikan dalam dosis kecil selama hari yang bersangkutan untuk meminimalkan efek samping ini.
Obat ini kadang diresepkan untuk mengontrol perilaku abnormal berulang terkait dengan sindrom premenstruasi. Ini bisa menimbulkan efek samping ringan seperti letih, lemah otot, tangan gemetari, kencing berlebihan, haus, pusing, mual muntah dan diare. Lithium karbonat diberikan dalam dosis kecil selama hari yang bersangkutan untuk meminimalkan efek samping ini.
E. Pencegahan
1) Tidak minum alkohol
2) Mengurangi kopi
3) Menghindari (tidak) merokok
4) Belajar mengenali premenstruasi sindrom dan mengendalikan perasaan
5) Pengaturan pola makan, maksudnya gizi seimbang
6) Olah raga 3 kali seminggu, dengan aerobic sekitar 20-45 menit sebelum premenstruasi datang
7) Memanajemen stress misalnya: meditasi, jalan-jalan, berkebun, dl
1) Tidak minum alkohol
2) Mengurangi kopi
3) Menghindari (tidak) merokok
4) Belajar mengenali premenstruasi sindrom dan mengendalikan perasaan
5) Pengaturan pola makan, maksudnya gizi seimbang
6) Olah raga 3 kali seminggu, dengan aerobic sekitar 20-45 menit sebelum premenstruasi datang
7) Memanajemen stress misalnya: meditasi, jalan-jalan, berkebun, dl
F.
Askep Pada PMS
1.
PENGKAJIAN
a. Riwayat penggunaan kontrasepsi:
kontrasepsi dapat menganggu siklis menstruasi
b. Riwayat seksual: tanda
pubertas sekunder, pola dan aktivitas seksual
c. Riwayat obstetric: pernah hamil, melahirkan
d. Riwayat menstruasi: menarche umur
berapa tahun, silklusnya teratur atau tidak, banyak atau sedikit.
e. Riwayat Penyakit seperti DM, tiroid, tumor
f. Persepsi wanita tentang
budaya dan etnik
g. Gaya hidup: aktivitas yang
berlebihan menyebabkan gangguan menstruasi
h. Koping : apa yang dilakukan bila setiap kali
ada masalah waktu menstruasi
i.
Nyeri : lokasi( di punggung, simpisis, paha,
abdomen,dll), intensitas, kualitas, pola, gejala penyerta, serta koping
terhadap nyeri
j.
Status
emosi: malu dengan keadaan, putus asa, menyalahkan diri, merasa tidak ada
kekuatan, merasa tidak berguna.
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan
peningkatan kontraksi uterus selama fase menstruasi..
b. Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi
dan terapinya berhubungan dengan kurang informasi.
3.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan
peningkatan kontraksi uterus selama fase menstruasi.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …..x 24 jam nyeri klien akan berkurang.
Kriteria hasil: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak memegang punggung, kepala atau daerah lainnya yang sakit, keringat berkurang.
Intervensi;
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …..x 24 jam nyeri klien akan berkurang.
Kriteria hasil: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak memegang punggung, kepala atau daerah lainnya yang sakit, keringat berkurang.
Intervensi;
1. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon
verbal, non verbal, dan respon hemodinamik) klien. R/ untuk mendapatkan
indicator nyeri.
2. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang
ditunjuk oleh klien. R/untuk mendapatkan sumber nyeri.
3. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala
0-10.
R/ nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan metode yang mudah serta terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri.
R/ nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan metode yang mudah serta terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri.
4. Tunjukan sikap penerimaan
respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan.R/ ketidakpercayaan orang
lain membuat klien tidak toleransi terhadap nyeri sehingga klien merasakan
nyeri semakin meningkat.
5. Jelaskan penyebab nyeri klien.
R/dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat bertoleransi terhadap nyeri.
R/dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat bertoleransi terhadap nyeri.
6. Bantu untuk melakukan
tindakan relaksasi, distraksi, massage.
R/ memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri
R/ memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri
7. Lakukan kompres/mandi air panas.
R/ meningkatkan sirkulasi dan menurunkan kontraksi uterus sehingga iskemia tidak terjadi.
R/ meningkatkan sirkulasi dan menurunkan kontraksi uterus sehingga iskemia tidak terjadi.
8. Berikan pujian untuk
kesabaran klien.
R/meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri
R/meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri
9. Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen,
naproksen, ponstan) dan Midol. R/ analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa
prostaglandin dan midol sebagai relaksan uterus.
b. Kurang pengetahuan tentang gangguan
menstruasi dan penanganannya berhubungan dengan kurang informasi.
Tujuan: setelah diberikan penyuluhan klien akan mengetahui tentang gangguan menstruasi
Kriteria hasi: klien menyebutkan jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejalanya ,serta penanganannya, menjelaskan menstruasi yang normal.
Tujuan: setelah diberikan penyuluhan klien akan mengetahui tentang gangguan menstruasi
Kriteria hasi: klien menyebutkan jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejalanya ,serta penanganannya, menjelaskan menstruasi yang normal.
Intervensi:
a. Kaji tingkat pengetahuan klien
mengenai menstruasi yang normal, jenis gangguan menstruasi,penyebab, gejala dan
penanganannya.
R/mengidentifikasi luasnya masalah klien dan perlunya intervensi.
R/mengidentifikasi luasnya masalah klien dan perlunya intervensi.
b. elaskan mengenai siklus menstruasi
yang normal, jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejala, dan penanganannya.
R/dengan memiliki pengetahuan tentang menstruasi klien dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan dapat mencari jalan keluar untuk masalah gangguan menstruasinya.
R/dengan memiliki pengetahuan tentang menstruasi klien dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan dapat mencari jalan keluar untuk masalah gangguan menstruasinya.
c. Jelaskan metode-metode untuk
mengurangi nyeri
R/ meningkatkan pengetahuan klien tentang penanganan nyeri secara non farmakologis.
R/ meningkatkan pengetahuan klien tentang penanganan nyeri secara non farmakologis.
d. Beri kesempatan klien untuk
bertanya.
R/meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang menstruasi.
R/meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang menstruasi.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Premenstruasi sindrom adalah sekelompok
gejala yang terjadi menjelang periode menstruasi. Gejala ini bisa fisik,
perilaku atau keduanya. Setiap wanita mengalami gejala yang berbeda. Kenyataan,
ada lebih dari seratus lima puluh gejala terkait dengan sindrom premenstruasi
ini. Gejala-gejala ini berlangsung beberapa hari sebelum menstruasi. Pada
beberapa kasus, gejala ini juga muncul pada hari pertama atau kedua menstruasi
(Ramaiah, 2006).
Wanita dengan prementruasi sindrom mengalami berbagai variasi gejala fisik dan psikis 2 hingga 14 hari sebelum siklus menstruasi. Gejala-gejala premenstruasi sindrom menghilang setelah datangnya menstruasi. Diperkirakan sekitar 75% wanita mengalami premenstruasi sindrom, dan 20-50% diantaranya ditengarai mengganggu aktivitas sehari-hari. Sekitar 3-5% yang mengalami episode “tidak berdaya” (referensi lain menyebutkan 10% mengalami gangguan berat). Owen (Consultant Obstetrician and Gynaecologist) dalam Cakmoki (2007) menyebutkan bahwa penetapan berat ringannya premenstruasi sindrom berubah-ubah tergantung pada terganggunya aktifitas sehari-hari. Bagi wanita yang sangat mengenali dirinya sendiri dan dapat mengelolanya, boleh jadi premenstruasi sindrom tidaklah terlalu mengganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner
& Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 3,
Jakarta:EGC..
Carpenito
LD.1995.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Jakarta: EGC.
Price
& Wilson.2003.Patofisiologi konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Vol 2.Edisi
6.Jakarta:EGC.
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kepada Hadirat Illahi Robbi karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada suri tauladan sepanjang jaman Rasullulah SAW. Kami ucapkan juga
terimakasih kepada dosen yang membimbing kami dam pembuatan makalah ini.
Makalah ini
membahas dan menjelaskan secara sederhana tentang “Askep pada klien
dengan Premenstruasi syndrom”.
Dalam pembuatan makalah ini
tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahannya, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran yang bersifat membangun dari semua pihak dan semoga makalah
ini bermanfaat.
Mataram, Mei
2012
Penyusun
DAFTARA
ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar
Isi
Bab
I Pendahuluan
Latar Belakang
Bab
II Pembahasan
a.
Definisi………………………………………………………………….
b.
Etiologi………………………………………………………………….
c.
Tanda
dan gejala
d.
Penatalaksanaan
e.
Pencegahan
f.
Askep
Bab III Penutup
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar